REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Memperingati sepuluh tahun peristiwa pengeboman 7 Juli 2005, Muslim Inggris mengadakan buka bersama di sejumlah masjid. Mereka mengenang peristiwa tersebut untuk mendoakan korban dan bersatu menyampaikan pesan perdamaian.
Acara buka puasa nasional ini diinisiasi oleh Muslim Council of Britain (MCB) di Islamic Cultural Centre, London. Sejumlah pemimpin Muslim bergabung bersama para pemeluk agama lain dan organisasi masyarakat sipil.
“Cara terbaik untuk melawan teroris adalah mempererat persatuan. Kita tidak boleh saling menyalahkan antar kelompok, terutama jika mereka tidak ada hubungannya dengan teroris dan telah secara aktif menentang terorisme,” kata Dr Shuja Shafi, sekretaris Jenderal MCB, dilansir dari Asian Image, Selasa (7/7).
Menurutnya, teroris merekrut anggota lewat internet atau jalur di luar masjid. Ia mengajak Muslim untuk menyuarakan kontra-terorisme lebih keras dan memberi wadah bagi anak-anak muda. Satu wadah yang memungkinkan anak muda mengekspresikan kegelisahan dan berkarya tanpa label ekstremis.
Kepala eksekutif Ramadhan Foundation, Mohammed Shafiq menambahkan, begitu banyak anak muda yang sedang dipersiapkan oleh ISIS secara online. Hal ini tidak boleh diabaikan.
“Kita perlu melibatkan anak-anak muda, memberi mereka suara, dan mendengarkan apa yang membuat mereka terlibat dalam kekerasan. Tanpa itu, kita tidak akan dapat mengalahkan ideologi ini,” kata Shafiq. Mereka juga akan bekerjasama dengan polisi dan badan intelejen untuk mengatasi terorisme.
Sepuluh tahun lalu, London mengalami serangkaian peristiwa pengeboman di jaringan transportasi umum pada jam-jam padat. Empat ledakan terjadi di tiga jalur kereta api bawah tanah dan sebuah bus di pusat kota London. Terinspirasi oleh kelompok militan Alqaeda, peristiwa itu menewaskan lebih dari lima puluh orang dan ratusan terluka.