REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Menjelang Idul Fitri 1436 Hijriah, banyak warga di Kota Padang yang beralih profesi sebagai penyedia jasa penukaran uang receh.
Pada H -14, penyedia jasa penukaran uang mulai memadati sejumlah ruas jalan di Kota Padang.
Ira (40 tahun), salah satu penyedia jasa penukaran uang di Jalan Diponegoro, Kota Padang mengatakan, menjadi penyedia jasa penukaran uang merupakan aktivitas rutin menjelang Lebaran.
"Dua minggu sebelum Lebaran sudah mulai jualan," kata dia, Senin (6/7).
Ira menuturkan, saat ini dirinya kesulitan mendapatkan pecahan uang baru. Sebab, lanjutnya, saat ini Bank Indonesia Kantor Wilayah Sumatra Barat (Kanwil Sumbar) tidak melayani penukaran uang dalam jumlah banyak.
"Makanya, sekarang kami tukarkan di bank-bank seperti, BRI atau BNI," ujarnya.
Dikatakannya, uang yang dijual mulai pecahan, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu. Rata-rata, ia mangatakan, mengambil keuntungan Rp 10 ribu per Rp 100 ribu-nya.
"Uang pecahan Rp 2.000 per Rp 100 ribu-nya dijual Rp 110 ribu. Uang pecahan Rp 5.000 per Rp 500 ribu-nya dijual Rp 550 ribu," tutur dia.
Namun, ia mengatakan, menjelang Lebaran, harga uang recehan akan naik. Pun penukaran uang lebih ramai dimulai saat H -3 Lebaran.
Sementara itu, salah satu pembeli uang recehan baru, Rian (45 tahun) mengaku membeli uang baru untuk keperluan Lebaran. Uang itu, kata dia, akan diberikan kepada anak dan keponakan-keponakannya saat Lebaran.
Menurutnya, penyedia jasa penukaran uang receh sangat membantu. Sebab, masyarakat tidak perlu berlama-lama mengantri di bank-bank. Selain itu, ia mengaku tidak keberatan mengeluarkan uang tambahan untuk membeli uang recehan di jalan.
"Kadang tak ada waktu untuk antrian di bank. Lebih beli di sini," ujar dia.