IKADI: 10 Hari Terakhir Harusnya Masjid yang Penuh Bukan Mal

Rep: c93/ Red: Agung Sasongko

Senin 06 Jul 2015 19:43 WIB

Diskon Ramadhan Foto: Republika/Adhi Wicaksono Diskon Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia Ahmad Satori Ismail menyayangkan fenomena yang terjadi pada kebiasaan masyarakat Indonesia memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan, di mana mesjid semakin kosong malah pusat perbelanjaan yang penuh. Padahal, waktu tersebut mestinya dijadikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah, terlebih, Rasul pun moncontohkan demikian.

 

Ketika yang terjadi malah sebaliknya, itu tak lepas dari ketidakmengertian mereka tentang keutamaan 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sehingga, masyarakat lebih mengutamakan kepentingan dunia daripada kepentingan akhirat.

“Padahal kalau di Timur Tengah, 10 hari terakhir itu mesjid yang penuh, bukan mal yang penuh,” ucap dia kepada, ROL Senin (6/7).

 

Kiai Satori menambahkan, ada sebuah budaya umat Muslim Indonesia yang menurutnya jika dilakukan perubahan akan lebih bagus. Budaya tersebut menyangkut budaya dalam menyambut hari raya Iedul Fitri, di mana kebanyakan orang berpendapat saat lebaran harus berbapakaian baru atau menghidangkan makanan yang lebih istimewa.

 

“Memang benar memulyakan tamu itu merupakan perbuatan yang sangat baik. Namun, jangan sampai ada keutamaan lain yang lebih malah tergeser,” ujar Kiai Satori.

 

Terpopuler