Jalur Alternatif Ungaran Masih Rusak

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agung Sasongko

Senin 06 Jul 2015 15:11 WIB

Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, di Semarang, Jateng, Sabtu (20/8). Foto: ANTARA/R. Rekotomo Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, di Semarang, Jateng, Sabtu (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kondisi sejumlah jalan alternatif di kota Ungaran, Kabupaten Semarang masih memprihatinkan, meski mudik Lebaran 1436 Hijriyah tinggal beberapa hari lagi. Kondisi beberapa jalur alternatif yang disiapkan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Semarang saat ini dalam kondisi rusak.

Seperti ruas Kalirejo- Leyangan- Jalan Lingkar Ungaran (jalur alternatif Ungaran- Bawen) di wilayah Ungaran Timur, masih banyak titik jalan menganga dan belum dilakukan penambalan. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengganggu kenyamanan dan bahkan juga membahayakan. Karena jalur alternatif ini jamak digunakan untuk mengantisipasi kepadatan arus lalulintas di jalur utama Ungaran- Bawen.

“Terutama saat arus mudik, jalur ini sering digunakan untuk mengalihkan kenaraan bermotor saat terjadi kemacetan di pasar Bandarjo dan pasar Babadan,” kata Widodo (41), warga Perum Leyangan Baru, Senin (6/7).

Ia menjelaskan, titik kerusakan jalan sudah dapat dijumpai sejak dari Susukan. Di jalan sepanjang sekitar satu kilometer ini banyak lubang menganga dengan kedalaman dan diameter bervariasi. Bahkan di beberapa titik, batu kerikil sudah lepas dari aspal jalan hingga membahayakan pengguna sepeda motor. Sepanjang Susukan hingga kawasan Leyangan banyak kondisi jalan seperti ini.

Titik kerusakan paling parah terjadi di jalan depan Perumahan Leyangan Damai. Mulai dari titik ini hingga sekitar 500 meter lapisan aspal jalan sudah mengelupas hingga terlihat makadamnya. “Jika musim hujan, jalan itu lebih mirip kubangan lumpur, sekarang kondisinya berdebu Sudah banyak warga yang jatuh saat melintasi jalan tersebut,” tambahnya.

Munir (35), warga lain mengamini. Jalan alternatif ini juga menjadi jalur utama warga Leyangan. Dalam kondisi volume kendaraan bermotor meningkat namun jalannya rusak, diperkirakan dapat mengganggu kelancaran.

Ia menambahkan, jalur alternatif ini menghubungkan Ungaran – Jalur Lingkar Ungaran atau kawasan Lemahbang – Bawen maupun yang jalur Lemahabang yang akan menuju Temanggung melalui Bandungan. Karena itu ia berharap Pemkab Semarang segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut.

“Mumpung masih menyisakan beberapa hari, seharusnya jalan ini –ninimal-- bisa ditambal untuk menghindari jalan yang masih menganga,” tegasnya.

Desakan perbaikan ini juga disampaikan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Semarang, Hadi Mustofa. Ia berharap Pemkab Semarang segera melakukan perbaikan jalur alternatif yang mengalami kerusakan.

Tidak hanya jalur alternatif di Ungaran, Hadi juga berharap perbaikan di jalur alternatif Ambarawa – Banyubiru arah Kota Salatiga, Ambarawa – Tuntang – Banyubiru.

Selain keberadaannya sangat penting bagi pemudik, jalan-jalan tersebut selama ini juga dilintasi angkutan pedesaan. “Kalau jalan rusak, usia perawatan armada angkutan juga lebih pendek,” tegasnya.

Terpopuler