Muslim Cina Jadikan Ramadhan Refleksi Diri

Rep: c07/ Red: Agung Sasongko

Senin 06 Jul 2015 14:23 WIB

Muslim Uighur yang mendiami wilayah Zinjiang bagian barat. Foto: AP Muslim Uighur yang mendiami wilayah Zinjiang bagian barat.

REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI -- Berbagai bentuk diskriminasi dihadapi minoritas Muslim Uighur di Xianjiang, Cina. Namun, itu tidak menghalangi Muslim Uighur menyemarakan Ramadhan.

Muhammad Iminjan dan ayahnya yang berusia 85 tahun mengaku tak pernah absen memakmurkan masjid. "Selama Ramadhan, masjid di lingkungannya selalu penuh. Banyak toko yang memilih tutup dan fokus untuk beribadah," ucap dia dilansir dari CNTV Ahad (5/7).

Menurutnya Ramadhan adalah waktu untuk memurnikan jiwa, kembali fokus perhatian pada Tuhan, dan praktek pengorbanan diri.

Memang tidak semua toko di Xinjiang tutup. Sebagian toko makanan yang masih buka di siang hari, banyak pula pengunjung, baik Muslim dan non, datang ke wilayah tersebut.

"Kami bisa menjual sekitar seribu string daging panggang pada waktu makan siang. Ada begitu banyak pengunjung dari kota-kota lain. Meskipun Ramadhan, kami melakukan latihan puasa, tapi bisnis kami terus," kata manajer restoran.

Sebelumnya, Cina telah melarang pegawai negeri setempat, siswa, dan guru di wilayah Xinjiang yang mayoritas Muslim untuk puasa selama bulan Ramadhan. Cina juga memerintahkan restoran untuk tetap buka.

Pelarangan tersebut dilakukan oleh partai berkuasa di Cina. Partai Komunis secara resmi telah membatasi praktik peribadatan di Xinjiang. Tujuan Cina melarang puasa adalah untuk memaksa memindahkan Uighur jauh dari budaya Muslim mereka selama bulan Ramadhan. Kebijakan yang melarang ibadah puasa adalah provokasi dan hanya akan menyebabkan ketidakstabilan dan konflik.

Kelompok hak asasi Uighur mengatakan, pembatasan Cina tentang Islam di Xinjiang telah meningkat ke ketegangan etnis di wilayah tersebut, di mana bentrokan telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun sebelumnya, Cina juga menghalangi siswa untuk menunaikan ibadah puasa."Selama bulan Ramadhan, siswa tidak masuk masjid dan tidak mengikuti kegiatan keagamaan," kata Biro pendidikan kota Tarbaghatay.

Terpopuler