Ratusan Orang Dirawat Akibat Berbuka Puasa Berlebihan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ilham

Senin 06 Jul 2015 12:49 WIB

Suasana di salah satu sudut kota Abu Dhabi Foto: volvogroupatvolvooceanrace.com Suasana di salah satu sudut kota Abu Dhabi

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Meskipun telah diperingatkan dari tahun ke tahun, ratusan orang di Abu Dhabi tetap saja berakhir di rumah sakit akibat kebiasaan makan berlebihan saat berbuka puasa. Setidaknya hal itu yang ditemukan di Rumah Sakit Burjeel dimana 50 orang setiap harinya dirawat.

Mereka dirawat karena penyakit gastroenteritis, muntah, sakit perut akut, radang perut akut, dan diare. Semua itu diakibatkan oleh makan terlalu banyak dan terlalu cepat saat berbuka puasa.

"Berbuka puasa itu bukan pesta," kata dr Mohamed Magdi, seorang spesialis pengobatan darurat di Rumah Sakit Burjeel, dilansir dari the National, Senin (6/7).

Mohamed mengatakan, sepertiga pasien yang dirawat di UGD selama Ramadhan akibat makan terlalu banyak. Secara dramatis, jumlah ini meningkat. Banyak orang memerlukan obat-obatan untuk meringankan kramperut dan cairan intravenanya untuk rehidrasi setelah muntah dan diare.

Makan saat berbuka puasa itu harus bertahap. Gorengan dan makanan terlalu pedas hendaknya dikurangi. Dr Indira Gouthaman dari Rumah Sakit LLH mengatakan, setiap hari ada 15-20 pasien dirawat di tempatnya selama Ramadhan karena masalah yang sama.

Dia menyarankan, setelah berbuka puasa dengan air dan takjil, sebaiknya melaksanakan shalat Maghrib dulu untuk memberi jeda ke perut. Makan makanan utama sebaiknya setelah Maghrib.

"Selama berpuasa di siang hari, perut Anda dalam kondisi tidur dan Anda harus membangunkannya perlahan-lahan dengan cara tradisional, misalnya mengonsumsi dua gelas air terlebih dahulu," kata Gouthaman.

Konsumsi karbohidrat berlebih juga menyebabkan rasa kantuk meningkat dan lesu setelah berbuka puasa. Tak heran jika orang yang berpuasa bukannya semakin langsing, tetapi semakin obesitas.

Terpopuler