Syuhada Bahri: Ramadhan Kesempatan Bertobat

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko

Ahad 05 Jul 2015 10:20 WIB

Ketua Umum DDII, Syuhada Bahri Foto: Wordpress.com Ketua Umum DDII, Syuhada Bahri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Syuhada Bahri memaknai bulan suci Ramadhan sebagai wujud kasih sayang dan kesempatan bertobat.  "Saya melihat kehidupan umat manusia yang semakin tidak menentu, sehingga, perenungan harus dilakukan agar mendapatkan jawaban, atas segala permasalahan yang sedang terjadi," kata dia.

Syuhada lahir dan tinggal di perkampungan. Sejak usia lima tahun, ia sudah dibiasakan berpuasa. Syuhada kecil saat itu belum terbiasa sehingga kerap merengek meminta berbuka. Ia juga terkenang bagaimana orang tuanya selalu membujuknya bertahan dan menjanjikan hadiah kalau ia berhasil berpuasa sehari penuh.

Dengan segala bujuk rayu dari orang tuanya, Syuhada kecil berusaha sekuat tenaga, menahan lapar dan hausnya, hanya karena takut tidak bisa ikut berlebaran. Tidak memakai baju yang baru saat Idul Fitri, seperti teman-teman sebayanya kala itu.

Dari banyak kenangan di bulan suci, ia paling teringat saat berceramah menjelang buka puasa di salah satu perguruan di Tapanuli Selatan. Ia sempat tidak sadarkan diri di depan ribuan jemaahnya. Bahkan, ia harus dibopong oleh para jemaah untuk beristirahat.

Ia menduga lantaran terlalu semangat ketika menyampaikan ceramah, dirinya yang saat itu juga sedang berpuasa, terbawa suasana hingga harus mengeluarkan banyak tenaga, sehingga, membuatnya kelelahan dan tidak sadarkan diri.

Ia yang saat itu sempat ditawari minum agar memulihkan kondisi badannya. Ia menolak lantaran tak ingin puasa yang sudah ia jalani seharian penuh, batal begitu saja hanya karena kelelahan.

Sang istri yang saat itu juga menemani, mengira kalau kadar gula yang ada di tubuhnya menurun, karena Syuhada memang memiliki penyakit diabetes. Yang mengejutkan ketika dilakukan pemeriksaan, ternyata tidak ada yang salah di tubuhnya, dan kondisi gula darahnya normal saja.

Jarum jam yang saat itu hampir menuju waktu Mahgrib, membuatnya melanjutkan puasanya, dan berhasil menyelesaikan puasnya hingga adzan berkumandang. “Baru kali ini kejadian seperti itu dan Alhamdulillah bisa sampai selesai,” ujarnya.

Terpopuler