REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Komunitas Peduli Sungai (KPS) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Nusa Tenggara Barat menggelar aksi seni budaya di panggung terapung Kali Jangkuk.
“Kegiatan itu dilakukan jelang menunggu berbuka puasa atau Ngantih Bang Maghrib (Ngabarib) yang berarti menunggu azan Maghrib,” jelas Ketua KPS Zia Helmi, Sabtu (4/7).
Selain melestarikan tradisi, ia berharap minat masyarakat perkotaan untuk kembali beraktifitas di ruang terbuka hijau, khususnya alur sungai terstimulasi.
"Masyarakat diharapkan tergugah untuk peduli terhadap keberadaan sungai serta memfungsikannya sebagai ruang beraktivitas dan melestarikan sungai," ujarnya.
Menurutnya, pemilihan lokasi di Kali Jangkuk Ampenan memiliki alasan tersendiri. Lantaran Ampenan dulu merupakan kota pelabuhan utama di Lombok yang ditopang oleh sungai Kali Jangkuk sebagai bagian dari jalur transportasi dan penyedia air.
"Ampenan adalah miniatur keberagaman khas Indonesia dimana semua suku bertemu, berkumpul dan hidup bersama membentuk warna Ampenan yang harmonis," katanya.
Ia menuturkan, kegiatan aksi seni budaya sendiri dimulai sejak Sabtu(4/7) hingga Ahad (5/7) pukul 16.00 WITA hingga waktu berbuka puasa tiba sekitar pukul 18.00 WITA. Acara akan diisi oleh pentas musik blues etnis Sasak, Marawis, dan Tari Saman.