MASK Gelar I’tikaf Ramadhan Bersama Tiga Imam Madinah

Red: Irwan Kelana

Sabtu 04 Jul 2015 17:40 WIB

Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa H M Aksa Mahmud Foto: Irwan Kelana/Republika Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa H M Aksa Mahmud

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ramadhan 1436 di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng terasa istimewa. Apalagi pada 10 malam terakhir. Masjid yang berlokasi di kawasan elit Menteng Jakarta Pusat itu menyelenggarakan i’tikaf.  Tidak tanggung-tanggung, MASK mendatangkan tiga imam yang berasal dari Madinah.

“Tarawih dan qiyamullail selama 10 malam terakhir Ramadhan  di Masjid Agung Sunda Kelapa akan dipimpin secara bergantian oleh tiga imam asal Madinah, yakni Syekh Essam Almizjaji, Syekh Abdulaziz Aloreqi dan Syekh Mohamed Jaber,” kata Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) H M Aksa Mahmud, Sabtu (4/7).

Ia menjelaskan, Syekh Essam Almizjaji adalah imam Tarawih di MASK tahun 2013 dan 2015. Syekh Abdulaziz Aloreqi adalah peraih banyak penghargaan qiraat dan pemenang suara terindah dalam berbagai ajang qiraat tingkat internasional.

Sedangkan Syekh Mohamed Jaber adalah imam Tarawih di MASK sejak tahun 2011. Ia  merupakan Ketua Mahir Dengan Alquran. “Kami mengajak kaum Muslimin untuk bersama-sama menikmati indahnya i’tikaf di Masjid Agung Sunda Kelapa, dan merasakan nuansa khidmat qiyamullail serasa di Tanah Suci,” ujar Aksa.

Aksa menyebutkatkan, imam asal Madinah mempunyai suara dan lagu yang khas yang insya Allah mendorong kesyahduan dan kekhusyuan dalam melakukan shalat. “Bahkan bacaan Al-Qur’annya panjang sekalipun seakan-akan tidak terasa lama karena sangat indah dan menyentuh,” tuturnya.

Hal itu, kata Aksa, tidak mengherankan mengingat imam Madinah itu belajar Al-Qur’an di Kota Madinah yang merupakan kota Nabi. “Madinah merupakan pusat pendidikan para hafizh. Tak heran kalau Madinah merupakan gudangnya para hafizh dan imam,” tuturnya.

Aksa menyebutkan, selama beberapata tahun terakhir  i’tikaf 10 malam terakhir Ramadhan di MASK  selalu dihadiri ribuan orang. Apalagi pada malam-malam ganjil tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadhan. “Pada puncak i’tikaf malam tanggal 27 Ramadhan, biasanya jumlah jamaah mencapai sekitar 5.000-6.000 orang,” ujar Aksa.

Untuk memudahkan para jamaah i’tikaf, MASK menyediakan makan sahur. “Paket makan sahur itu merupakan sumbangan dari berbagai lembaga atau instansi maupun jamaah MASK,” ungkap Aksa Mahmud.

Terpopuler