Dari Tajwid Bacaan Menuju Tajwid Amalan

Red: Damanhuri Zuhri

Sabtu 04 Jul 2015 10:57 WIB

Dr Muchlis Hanafi. Foto: Republika/Damanhuri Zuhri Dr Muchlis Hanafi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Ilmu Tafsir Alquran dari Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, Dr Muchlis Hanafi mengungkapkan tajwid bacaan Alquran tidak boleh diabaikan, tetapi yang tidak kalah pentingnya, dan ini menjadi tujuan tertinggi diturunkannya Alquran adalah tajwid amalan.

''Umat Muslim harus senantiasa memperbagus dan memperindah sikap dan perilaku keseharian sebagai wujud pengamalan dari ajaran Alquran,'' jelas Ustaz Muchlis Hanafi kepada Republika, Sabtu (4/7).

Muchlis mengatakan, tajwid bacaan sesungguhnya merupakan langkah pertama menuju tajwid pemahaman, dan selanjutnya tajwid amalan. ''Perhatian kita terhadap tajwid dan tahsin bacaan tidak boleh mengalahkan perhatian terhadap tajwid amalan,'' ujarnya menegaskan.

Alumnus Pondok Modern Daarussalam Gontor Ponorogo ini menerangkan, tajwid amalan mutlak perlu ditingkatkan mengingat adanya kesenjangan yang cukup tinggi antara nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Al-Qur`an dengan realitas umat Islam.

''Al-Qur`an menyebut umat Islam sebagai khayra ummah (sebaik-baik umat), faktanya, 57 negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), sebagian besar, berada dalam kategori negara berkembang, bahkan terbelakang,'' kata Muchlis.

Risalah Islam yang dikatakan sebagai rahmatan lil-âlamîn belum tercermin sepenuhnya dalam sikap dan perilaku kebanyakan umat Islam, bahkan belakangan Islam dan umat Islam dituduh sebagai pihak yang berada di belakang berbagai aksi kekerasan atas nama agama.

Penelitian sosial yang bertemakan How Islamic are Islamic Country (seberapa islamikah negara-negara Islam), menunjukkan perilaku masyarakat Muslim dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan tata kelola pemerintahan masih jauh dari nilai-nilai yang diajarkan Islam.

''Perilaku sosial, ekonomi dan politik yang lebih mencerminkan nilai-nilai Islam justru banyak ditemukan di negara-negara non-muslim, seperti Selandia Baru, Luxemburg dan sebagainya,'' jelas Muchlis menambahkan.

Terpopuler