REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar tafsir Alquran dari Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, Dr Muchlis Hanafi mengungkapkan, satu hal yang menggembirakan belakangan ini, perhatian umat Islam terhadap Alquran, dari segi bacaan dan hafalan, semakin meningkat dari waktu ke waktu.
''Ajang perlombaan bacaan dan hafalan Al-Qur`an, dengan suara indah dan merdu, diselenggarakan, mulai dari tingkat desa sampai tingkat internasional,'' ungkap Muchlis Hanafi kepada Republika, Sabtu (4/7).
Muchlis juga mengungkapkan, para orang tua bersemangat untuk memasukkan anaknya ke sekolah yang ada pelajaran hafala Alquran. ''Para orang tua bangga bila sang anak hafal beberapa surah atau juz dalam Al-Qur`an,'' terang Muchlis.
Yang menarik lagi, sambung Muchlis, mushaf-mushaf Alquran dijual dengan versi cetakan yang sangat beragam, mulai dari yang biasa sampai edisi cetak yang luks dan eksklusif, mulai dari versi cetak sampai versi elektronik dan digital.
''Bahkan, mushaf Alquran dalam bentuknya yang indah, menjadi hadiah terindah saat akan mulai membangun mahligai rumah tangga, dan menjadi hiasan di setiap rumah,'' jelas Muchlis.
Selain itu, ungkap Muchlis, para khatthath, penulis kaligrafi Alquran, berlomba untuk menulis Alquran dengan tulisan dan ornamen serta iluminasi yang indah memesona.
Dalam pandangan alumnus Pondok Modern Daarussalam Gontor Ponorogo ini, Alquran berhak untuk dimuliakan. ''Dan itu adalah kewajiban kita, karena ia adalah kalam rabbil `âlamîn,'' jelas Muchlis.
Ia menyebutkan, dalam rangka memuliakan Alquran, para ulama menekankan, agar dalam melantunkan bacaan, unsur fashâhah dan makhraj diperhatikan. Untuk itu, ilmu tajwid, yaitu ilmu untuk memperbagus bacaan Al-Qur`an diciptakan.
''Puluhan, bahkan ratusan kitab tajwid ditulis. Bahkan, sedemikian pentingnya ilmu tajwid bacaan, ulama Alquran, Ibnu al-Jazari, menyatakan, berpedoman dengan ilmu tajwid adalah keharusan. Barangsiapa membaca Alquran tidak dengan tajwid yang benar, maka ia berdosa,'' kata Muchlis menambahkan.