REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Negara-negara Timur Tengah pada Ramadhan tahun ini mengalami musim panas cukup panjang. Namun, hal itu tak menyurutkan langkah Mahir Ali dan teman-temannya pekerja konstruksi dalam membangun sebuah Masjid 16 kubah berlapis emas di Dubai Marina.
Di tengah hari sekitar 11.30 waktu setempat, Ali dan dua lusin pekerja lainnya yang berasal dari India, Pakistan, dan Bangladesh berteduh di bawah baungan bayang Masjid yang sedang mereka bangun. Pria berjanggut ini tak sekali pun mengeluhkan Ramadhan tahun ini terasa begitu berat.
"Ini adalah bagian dari kehidupan kami," kata Ali, dilansir dari Khaleej Times, Jumat (3/7).
Ali dan pekerja lain tetap tersenyum sembari menumpuk satu demi satu batu bata yang menjadi pondasi masjid. Mereka mulai bekerja sejak pukul enam pagi hingga 12 siang. Ini adalah jam kerja mereka selama bulan Ramadhan.
Ali hidup di lokasi konstruksi sejak 2012. Dalam proyek terbarunya ini. Para pekerja konstruksinya rata-rata beragama Hindu dan Muslim, namun tetap saling bekerja sama.
"Ya, kami bekerja sama membangun Masjid ini seperti saudara. Kami bersahabat dan kami saling menjaga," kata Ali.
Yadav dan Bihar, dua teman Ali mengatakan pekerjaan mereka akan selesai dalam enam bulan ke depan. Mereka bangga menjadi bagian dari pembangunan Masjid agung ini dan meski berbeda agama, mereka tak malu mengungkapkannya.
Tak ada lelah di wajah mereka. Semua tersenyum dan menunjukkan ekspresi ketabahan dan kesabaran. Tak seorang pun akan berkata, "Aku lelah dan aku butuh istirahat."
Bekerja tanpa makanan dan minuman di bawah terik matahari selama enam jam setiap harinya tidak mudah. Namun, Ali dan teman-teman berhasil melakukannya.