REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Area tol Pejagan-Pemalang yang belum rampung pengerjaannya disinyalir bakal menjadi titik rawan lalu lintas saat mudik Lebaran nanti.
“Ruas Pejagan-Pemalang ini belum beraspal dan masih berupa tanah yang telah dipadatkan,” ungkap Anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah, Hadi Santoso, Kamis (2/7).
Peringatan itu ia sampaikan menyusul bakal dibukanya ruas tol ini untuk jalur alternatif pada H-10 Idul Fitri nanti. Sehingga ia meminta agar semua pihak terkait mengantisipasi berbagai kendala dan persoalan yang bakal muncul.
Misalnya, dalam kondisi musim kemarau, jalur sepanjang 23 kilometer ini bakal dalam kondisi berdebu. Sehingga menghambat jarak pandang pengemudi.
“Meski pemanfaatan jalur darurat ini hanya diperkenankan untuk kecepatan maksimal 30 kilometer per jam, rambu-rambu perlu diperbanyak agar pengguna jalan paham dengan kondisi jalan tersebut,” katanya.
Politisi PKS Jawa Tengah ini menambahkan, dengan kondisi jalan seperti ini memang membuat dilema. Jika tidak disiram air, maka berpotensi berdebu tebal, sebaliknya jika disiram justru membuat permukaan jalan ini menjadi licin.
Ia juga sangat berharap agar selama dimanfaatkan mulai H-10 Lebaran nanti juga tidak turun hujan. Sebab, jika sampai turun hujan dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran arus lalulintas di ruas ini.
Hadi juga menyampaikan, dibandingkan dengan ruas Pejagan- Pemalang, ruas – Pejagan- Siregol (selatan) kondisinya relatif lebih bagus.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pemanfaatan ruas Pejagan- Pemalang sebagai jalur alternatif pengguna jalan sebelum masuk jalur utama pantai utara (pantura) Jawa Tengah ini hanya pada siang hari.
Saat ini proses pemasangan batu split dan pasir masih dilakukan agar jalur ini lebih nyaman untuk digunakan. “Namun, sebelum H-10 Lebaran nanti sudah siap,” jelasnya.
Seperti diketahui, ruas Tol Pejagan- Pemalang ini merupakan sambungan dari ruas tol Kanci (Cirebon)- Pejagan (Brebes). Rangkaian jalur tol itu merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa.
Pemanfaatan ruas Pejagan- Pemalang ini dilakukan guna memecah kepadatan arus mudik di jalur pantai utara Jawa, di pintu keluar tol Pejagan, menyusul dibukannya tol ruas Cikampek- Palimanan (Cipali).