Didin Hafiuddin: Puasa Naikan Derajat Manusia

Red: Agung Sasongko

Kamis 02 Jul 2015 15:51 WIB

Ulama Didin Hafidudin. Foto: Republika/Raisan Al Farisi Ulama Didin Hafidudin.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan merupakan kewajiban seorang Muslim. Di bulan suci, setiap Muslim mengalami satu proses penguatan dan peningkatan iman.

Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional, Didin Hafidhuddin menuturkan berpuasa dapat melatih keikhlasan melakukan suatu ibadah karena Allah. Karena setiap Muslim yang berpuasa akan mempertanggungjawabkan puasa mereka kepada Allah bukan kepada manusia.

Didin menyebutkan sebuah hadis qudsi yang mengatakan bahwa setiap amal perbuatan manusia adalah untuk manusia sendiri kecuali puasa. Karena hakekat puasa yang mengetahuinya adalah individu tersebut dan Allah.

“Seluruh amalan anak keturunan Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.” bunyi hadis tersebut.

Berpuasa juga merupakan salah satu cara menaikkan derajat seorang manusia dari seorang mukhlis menjadi seorang mukhlas. Bagaimana semua hasil dari ibadahnya diserahkan semuanya kepada Allah.

Didin pun menjelaskan Muhkhlis adalah orang yang berbuat baik dan ikhlas dan ia sadar kalau dia berbuat ikhlas. Sedangkan Mukhlas adalah orang berbuat baik dan ikhlas namun ia tidak sadar atau sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

“Jadi kesimpulannya Mukhlis itu masih proses untuk berusaha menjadi seorang Mukhlas,” jelasnya.

Kedua, lanjut Didin, ibadah puasa juga merupakan salah satu cara menumbuhkan suasana keislaman dalam hidup setiap individu. Di mana suasana ibadah terus terasa dari siang sampai malam tanpa perlu ada yang merasa dikotomi.

Ia pun mencontohkan bila di hari biasa beribadah dinilai dari seberapa sering ke masjid, padahal waktu 24 jam yang diberikan Allah merupakan ibadah selain shalat lima waktu yang merupakan kewajiban setiap orang yang beriman.

Didin memberikan contoh saat peradaban islam maju, di mana semua orang yang sedang sibuk bekerja ketika mendengar azanakan berhenti dan segera mengerjakan kewajibannya mengerjakan shalat. "Akan ada keberkahan di sana, kalau untuk saat ini Alhamdulillah, umat Islam sangat disiplin pada waktu buka puasa," ujar Didin sambil tersenyum.

Terakhir, lanjut Didin, puasa juga mengajarkan semangat berjamaah. Ia menjelaskan saat menjalankan ibadah puasa, umat Islam dianjurkan mengerjakan ibadah secara berjamaah terutama saat mengerjakan shalat.

Bulan yang penuh rahmat ini juga memiliki ibadah sunnah taraweh yang berbeda dengan tahajud, dianjurkan pula, dalam melaksanakan ibadah taraweh secara berjamaah dengan pahala yang berlipat ganda bila dibandingkan shalat sendiri. Selain itu, adapula tradisi buka puasa atau sahur bersama yang juga untuk membangun dan mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan sesama Muslim.

Dari pelaksanaan ibadah yang dilakukan secara bersama-sama tersebut, diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah denganberjamaah yang bisa pula diaplikasikan dalam bidang ekonomi dan muamalat. Didin pun yakin dengan menerapkan ajaran Islam di mana saja akan mendatangkan keberkahan yang sangat luar biasa dalam segala hal.

Terpopuler