REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hari Raya Idul Fitri atau lebaran 2014 masih lebih dari dua pekan lagi. Namun, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai mengawali operasional angkutan lebaran tahun ini pada Kamis (2/7).
Executive Vice President (EVP) PT KAI Daop VI Yogyakarta, Wiwik Widayanti mengatakan, operasional angkutan lebaran PT KAI memang dilakukan lebih awal. Sebeb, masa angkutan lebaran tahun ini akan berlangsung hingga 27 Juli mendatang.
"Jika dibanding tahun-tahun sebelumnya, kali ini jauh lebih panjang, yakni selama 26 hari, sedangkan sebelumnya hanya 16 hari," ujarnya disela-sela apel pengamanan angkutan lebaran di Stasiun Tugu Yogyakarta. Lebaran tahun ini, kata dia, kebetulan bertepatan dengan libur sekolah. "Sehingga banyak yang memilih mudik sejak awal."
PT KAI Daop VI Yogya menyiapkan 36 lokomotif untuk melayani 98 perjalanan reguler serta 12 perjalanan tambahan angkutan Lebaran. Lokomotif tersebut sudah dipersiapkan jauh hari melalui serangkaian pengecekan di Balai Yasa.
Khusus menyangkut personel, semua pegawai PT KAI Daop VI Yogyakarta ditangguhkan cutinya hingga usai operasi angkutan Lebaran. Hal ini supaya dapat fokus melayani pemudik yang menggunakan jasa kereta api. Selain itu, mulai 10 Juli mendatang, pihaknya juga bakal mendapatkan tambahan personel keamanan dari TNI/Polri sebanyak 242 orang.
Terkait masa kerja masinis, hanya dibatasi selama 4 jam menjalankan kereta api. Sehingga setelah empat jam bekerja, akan digantikan oleh masinis lain di stasiun pemberhentian terdekat. Selanjutnya, masinis yang digantikan dianjurkan istirahat.
"Sebelum menjalankan KA, masinis kita lakukan tes urin dan kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Manager Coorporate Communication PT KAI Daop VI Yogyakarta, Gatut Sutiyatmoko mengatakan, selama masa angkutan Lebaran, petugas pemeriksa jalan kereta juga akan bekerja ekstra. Frekuensi pemeriksaan akan ditingkatkan menjadi empat hingga enam kali sehari, terutama pada titik yang rawan gangguan.
Khusus perlintasan yang belum terdapat palang pintu, KAI bersama Dinas Perhubungan akan memasang rambu sekaligus spanduk peringatan di sekitar perlintasan. "Setiap masinis yang akan melewati perlintasan, sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur), juga diminta membunyikan terompet lokomotif," ujarnya.