Mensos: Pengemis Ramadhan Harus Dikurangi

Red: Agung Sasongko

Kamis 02 Jul 2015 15:06 WIB

Gelandangan dan pengemis.   (ilustrasi) Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Gelandangan dan pengemis. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan perlunya pengurangan terhadap pengemis musiman yang biasanya membeludak saat Ramadhan. "Agar ada proses eliminasi, reduksi atau pengurangan pengemis musiman, karena kalau menghilangkan sama sekali itu mungkin tidak bisa," kata Khofifah di Jakarta, Kamis (2/7).

Menurut dia, tren peningkatan pengemis saat Ramadhan merupakan fenomena tahunan. Meningkatnya angka pengemis ini seiring dengan semangat masyarakat yang ingin berzakat dan berinfaq di bulan puasa.

Saat Ramadhan, kata dia, masyarakat cenderung lebih gemar mengeluarkan zakat infaq dan sadaqah. Maka dari itu, kemungkinan pengemis mendapatkan benefit semakin besar sehingga ada pergerakan masyarakat dari daerah tertentu berduyun-duyun ke kota besar untuk mendapatkan santunan.

Kemensos sendiri sudah memetakan asal pengemis musiman ini sejak jauh hari sebelum Ramadhan. "Ada daerah tertentu yang tidak bisa saya sebutkan agar pemimpin daerah setempat tidak marah dan tersinggung," ucapnya.

Khofifah mencontohkan di Jawa Barat terdapat lima kabupaten yang menyumbangkan warganya menjadi pengemis musiman di kota-kota besar. Begitu juga dari provinsi lainnya seperti dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan dari daerah lainnya.

Bahkan, lanjut Khofifah, kebanyakan dari mereka menjadikan posisi pengemis sebagai pekerjaan mereka.

Pengemis musiman, masih kata Khofifah, hadir tidak hanya di Jakarta tapi juga di kota-kota besar. Untuk itu, perlu peran dari pemerintah daerah setempat dalam mengurangi pengemis jenis ini saat Ramadhan.

Salah satu yang bisa ditempuh adalah pengintensifan petugas ketentraman dan ketertiban dalam mengeksekusi para pengemis musiman ini agar tidak terus menjamur. Selain itu, perlu penguatan kepemimpinan agama di daerah agar mengajak masyarakat malu untuk mengemis.

"Ada kultur masyarakat yang menjadikan mengemis adalah bagian dari pekerjaan. Perlu ada pola pikir yang mengubah hal ini. Kalau terkait pola pikir ini maka pemimpin agama menjadi penting. Misalnya, menyampaikan menjadi pengemis menjadi kurang beribadah karena dia tidak tarawih, puasanya bisa iya bisa tidak, ayo kita cari kemulyaan di bulan Ramadhan," ktuturnya.

Khofifah juga mendorong agar pemerintah daerah mendorong penguatan lembaga amil zakat agar ikut menyalurkan dana kepada mereka yang berhak menerima zakat sehingga jumlah pengemis musiman dapat ditekan.

Terpopuler