REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Omzet penjualan busana muslim di sejumlah pusat perbelanjaan Jakarta Pusat, seperti Thamrin City dan Tanah Abang, menurun hingga 70 persen dari tahun lalu memasuki dua minggu menjelang Lebaran Idul Fitri.
"Dibandingkan tahun lalu, penjualan tahun ini jauh merosot. Sehari bisa dapat omzet sekitar Rp50-70 juta tahun lalu, sedangkan tahun ini paling banyak hanya Rp15-20 juta kalau pembelinya ramai," kata salah satu penjual baju koko di Thamrin City, Edi Putra, di Jakarta, Rabu (1/7).
Edi, yang sudah berjualan di Thamrin City sekitar 10 tahun tersebut, mengatakan, biasanya masyarakat sudah ramai berdesakan memenuhi tokonya mulai satu bulan sebelum Ramadhan.
Tahun lalu, ia pun bisa mengumpulkan omzet satu bulan lebih dari Rp 2miliar, sedangkan tahun ini diperkirakan hanya bisa mencapai Rp500-600 juta.
Berdasarkan pantauan Antara, beberapa kios busana muslim, Rabu, di Thamrin City, tidak ramai dikerumuni pengunjung. Untuk kios besar seperti yang dimiliki Edi, hanya dikunjungi paling banyak oleh lima pembeli.
Padahal, Thamrin City juga mengadakan bazar busana muslim di dekat pintu utama hingga 26 Juli mendatang, namun tidak banyak pembeli yang berdatangan.
Hal serupa juga terlihat di pusat busana muslim Pasar Tanah Abang Blok A yang mengalami penurunan omzet. "Pengunjung tidak terlalu ramai sekarang. Tahun lalu, bisa dapat Rp8 juta per hari, sekarang hanya dapat Rp 3 juta sehari, itu pun susah payah menarik pembeli," kata penjual gamis di Tanah Abang, Zul Marlis.
Pedagang mengaku penurunan omzet penjualan tahun ini dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang menurun. Badan Pusat Statistik mencatat konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 5,01 persen pada kuartal I-2015 dibandingkan pada kuartal I-2014 sebesar 5,14 persen.