REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Menjelang Hari raya Idul Fitri, sudah menjadi adat sebagian masyarakat Indonesia mengunjungi sanak keluarganya di kampung halaman. Kebiasaan tersebut juga diiringi dengan budaya memberikan uang kepada sanak keluarganya.
Satu lagi yang biasa, uang untuk dibawa pulang mudik sudah disiapkan dari rumahnya. Akibatnya, pemudik berangkat dengan uang tunai yang banyak. Padahal tak sedikit orang jahat yang mengincar keselamatan.
Karena itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten Budiharto Setyawan menghimbau masyarakat yang hendak mudik lebaran untuk tidak membawa uang tunai dengan jumlah yang besar. Hal ini dimaksudkan agar para pemudik terhindar dari kejahatan yang mengincar uang tunai.
“Pakai saja ATM, sekarang ini kan ATM sudah banyak di daerah daerah semuanya juga ada ATM bersama,” Ujar Budi, Rabu (1/7).
Dengan membawa uang seperlunya, lanjut Budi dapat mengantisipasi tindak kejahatan seperti pencurian dan semacamnya selama mudik lebaran berlangsung. “Masyarakat bisa mengambil uang ketika sudah sampai tujuan. Jadi lebih aman dengan non tunai,” ungkapnya.
Himbauan juga dilontarkan oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Banten Boy Rafly Amar. Ia menghimbau kepada para pemudik agar tidak membawa barang bawaan yang berlebihan, serta perhiasan yang mencolok. Sebab, bisa menarik perhatian para penjahat untuk melancarkan aksinya.
“Saya imbau agar masyarakat yang melakukan mudik agar selalu waspada saat perjalanan. Saya juga mengimbau masyarakat untuk tidak membawa barang berlebihan dan barang yang mencolok, untuk menghindari tindak kejahatan,” ungkapnya.