REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masa kecil ketika menjalani puasa di bulan Ramadhan menjadi moemn yang tidak terlupakan bagi Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) KH Fahmi Hamid Zarkasyi.
Putra dari salah satu pendiri Pesantren Modern Gontor Ponorogo, Jawa Timur KH Imam Zarkasyi ini mengenang masa-masa kecil kala duduk di bangku sekolah dasar.
“Saat itu, saya diajarkan dan mulai dibiasakan untuk menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Bahkan, saya sempat jatuh pingsan karena berusaha menguatkan diri agar tidak membatalkan puasa, dan untuk menyelesaikan ibadah puasanya hingga kumandang azan Maghrib,” terangnya, Rabu (1/7).
Semangat mengoptimalkan ibadah kala bulan Ramadhan tadi ternyata tertanam erat di benak Kiai. Lantaran ia menganggap bulan suci Ramadhan sebagai saat-saat penting bagi umat Muslim untuk menghapus dosa-dosa di dunia.
Pemimpin Redaksi Majalah Islamia tersebut juga lebih memiliki kesan mendalam, saat menjalani ibadah puasa di Makkah. Perasaan dekat dengan Sang Pencipta serta kondisi tubuh dan pikiran yang benar-benar terfokus hanya untuk melakukan ibadah sangatlah terasa disana.
“Saya merasa mendapatkan anugerah ketika bisa menjalani umrah saat Ramadhan,” ujar Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) tersebut.
Selain itu, Kiai Fahmi memastikan,justru memiliki jadwal berkeliling yang lebih padat, dari bulan-bulan biasanya. Pasalnya, dalam satu pekan ini saja, ia sudah berdakwah ke Surabaya, Jakarta, Bandung, dan Jogja.
Jadwal yang sibuk saat Ramadhan tersebut, justru ia syukuri karena kesempatan untuk berbuat dosa atau maksiat dipersempit oleh Allah SWT.
“Selain itu, saya juga memberikan pencerahan ke masyarakat sekitar priondok pesantren dan mengadakan Kampung Ramadhan di Gontor kepada mahasiswa luar nege selama 10 hari,” ujarnya.