REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Umat Muslim di Arab Saudi diajak berhemat penggunaan daya listrik.
Seorang ekonom, Al-Sadeq Idris mengatakan, penggunaan energi listrik meningkat selama bulan Ramadhan karena orang menggunakan air conditioner (AC) pada siang hari, dan cahaya lampu di malam hari.
“Hal tersebut menghasilkan banyak reduksi, terutama bila peralatan tidak sesuai dengan spesifikasi penghematan energi pemerintah,” katanya dilansir Arabnews, Rabu (1/7).
Menurutnya, kampanye yang dijalankan oleh Pusat Efisiensi Energi Saudi (SCEE) menyoroti pentingnya peran agama dan ekonomi dalam menghemat sumber daya. Ia juga mendesak para imam masjid untuk menyosialisasikan kampanye ini dalam khotbah mereka.
Presiden Pusat Studi Ekonomi Timur Tengah Abdulrahman Baashin menerangkan, kalau orang-orang harus berkomitmen, untuk hemat energi di bulan Ramadhan.
Ia menjelaskan jika ada lonjakan 50 persen, dalam konsumsi bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya karena orang beralih pada penggunaan AC yang lebih lama, bola lampu, dan peralatan listrik lainnya.
Ekonom lain, Abdulrahman Al-Ata menyatakan, jika Ramadhan dimaksudkan untuk memuliakan ajaran Allah SWT. Sehingga, orang-orang harus menghemat energi dan uang mereka.
SCEE meluncurkan kampanye karena penggunaan energi yang tinggi, dengan individu dan bisnis di negara tersebut. Sektor pembangunan mengonsumsi 80 persen dari produksi listrik Saudi, yang 70 persennya adalah untuk AC.
Konsumsi energi saat ini mencapai 4,2 juta barel minyak per hari, dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari delapan juta pada tahun 2030. Efisiensi diharapkan dapat menyimpan sekitar 20 persen dari konsumsi diproyeksikan atau sekitar 1,5 juta barel per hari.
Pemerintah Saudi juga telah memperkenalkan peraturan baru untuk pemakaian lemari es dan freezer, AC, peralatan rumah tangga serta mobil.