REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebuah studi medis dengan metode penelitian terbaru menyimpulkan puasa dapat membantu memerangi kanker dan meningkatkan efektivitas pengobatan.
Seperti yang dilansir Arab News, Senin (29/6), Kepala Departemen kesehatan dan urusan terapi di Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr. Mashhor Al-Hantoushi mengatakan, studi tersebut menyimpulkan berpuasa dapat mencegah kanker payudara, kanker kulit melanoma, kanker otak glioma dan neuroblastoma, kanker yang terbentuk di jaringan saraf.
Menjawab pertanyaan apakah puasa bisa membuat kemoterapi lebih efektif dengan meminimalisir efek samping. Al-Hantoushi menyatakan bahwa dalam beberapa kasus, puasa adalah seefektif kemoterapi dan puasa dapat mencegah penyebaran tumor.
“Selain itu, puasa ditemukan memiliki efek yang meringankan pada kemoterapi,” katanya.
Ia menambahkan. Beberapa pasien kanker yang mencoba berpuasa merasakan efek samping yang lebih sedikit dari kemoterapi. Kemoterapi memiliki efek samping seperti mual, muntah, diare, tuli, dan rambut rontok.