'Perbedaan Jumlah Rakaat Tarawih Bukan Hal Prinsip'

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko

Selasa 30 Jun 2015 16:50 WIB

Umat Muslim menggelar shalat tarawih di bulan suci Ramadhan. (ilustrasi) Foto: AP/Anjum Naveed Umat Muslim menggelar shalat tarawih di bulan suci Ramadhan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan jumlah rakaat dalam shalat tarawih bukan hal prinsip. Jumlah rakaat yang dicontohkan Rasulullah adalah 11 rakaat. Namun, pada masa pemerintahan Umar bin Khattab ra, ada sebagian umat yang melakukan 23 rakaat.

“Umar bin Khattab berkomentar, ‘Ini bidah, tapi inilah bidah yang saya sukai’. Sebagian ulama lalu berpendapat, mustahil seorang Umar berani menyatakan seperti itu, kecuali dia sudah mendapat arahan dari Rasul. Dengan kata lain, shalat sunnah tarawih tidak harus terpaku dalam jumlah sebelas rakaat. Ada peluang kita untuk melakukan lebih dari itu,” kata Ketua Umum Forum Ulama Umat Islam (FUUI), Athian Ali, Ahad Kemarin.

Ia menambahkan, sehingga kalau menengok dalam pandangan ulama empat mahzab, bahkan ada yang memperbolehkan shalat 43 rakaat seperti Imam Malik. Karena itu, kata Athian, persoalan tersebut tidak perlu dibesar-besarkan.

Setiap pendapat memiliki dasar hukum dan keyakinan masing-masing. Athian juga mengimbau umat agar tidak terpancing untuk mempermasalahkan sesuatu yang bukan prinsip dan memang dimungkinkan adanya perbedaan pemahaman.

Shalat tarawih, kata Athian, harus dilaksanakan dengan tuma’ninah. Sama seperti shalat-shalat yang lain, semua shalat harus benar-benar mengikuti rukun. Tuma’ninah termasuk salah satu rukun shalat, yang apabila dilanggar akan menyebabkan shalat tidak sah.

Masalah tuma'ninah ini begitu penting. Athian mengisahkan, sampai-sampai, Rasulullah pernah menegur seseorang yang shalat sangat cepat. Rasul mengulang orang tersebut untuk mengulang shalat sampai tiga kali. Ketika orang itu bertanya apa kesalahannya, rupanya dia tidak tuma’ninah.

“Bacaan itu harus betul-betul dihayati. Kalau dilakukan dengan gerakan dan bacaan yang cepat, boro-boro mau dihayati atau dimengerti,” ucap Athian.

Terpopuler