Tradisi Ramadhan Indonesia Dipuji Banyak Diplomat

Red: Damanhuri Zuhri

Senin 29 Jun 2015 22:42 WIB

para diplomat negara islam di madrid, spanyol menikmati tradisi munggahan dari jawa barat di fiesta ramadhan kbri madird Foto: dok. kbri madrid para diplomat negara islam di madrid, spanyol menikmati tradisi munggahan dari jawa barat di fiesta ramadhan kbri madird

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Suasana Fiesta Ramadhan yang digelar KBRI Madrid, Spanyol, berubah meriah setelah Adzan Maghrib.

Para tamu ramai saling memberi komentar tentang makanan yang disantap, yang dimulai dengan Kolak Biji Salak dan makanan kecil lainnya seperti Es Cendol, Putu Mayang, Bakwan, Talam Ubi dan Lemper.

Usai shalat Maghrib berjamaah, para tamu menyantap hidangan menu utama. Bakwan Malang yang disiapkan pasangan Indonesia-Spanyol, Sinta dan Jose Barrios Cardona langsung diserbu para tamu.

Sinta dan Jose Barrios sangat bangga karena masakan mereka menjadi hidangan favorit para tamu. Dengan penuh semangat, mereka terus mengisi mangkok-mangkok para tamu yang menunggu dengan sabar kuah daging, bakso daging, tahu isi daging, mie dan kripik khas Bakwan Malang.

Pada akhir acara, Jose Barrios tampak puas karena lebih dari 200 porsi Bakwan Malang yang disiapkannya habis ludes disantap para tamu.

Komentarnya, acara ini sangat menarik, suasananya akrab, hangat dan sekaligus memberi kesempatan kepada warga Spanyol dan yang lainnya untuk mengetahui mengenai gastronomi Indonesia.

Di meja lain, pasangan Sari Lubis dan Jose Luis Morenno juga sibuk memotong lontong untuk Sate Padang yang mereka sajikan. Jose Luis sangat cekatan memotong lontong dan mengaturnya di piring, kemudian menambahkan Sate dan bumbunya.

Sari Lubis sempat panik karena lontongnya hampir gagal tetapi berkat bantuan tim konsumsi KBRI Madrid, lontongnya berhasil diselamatkan dan Sate Padang menjadi menu favorit keluarga Indonesia yang hadir memenuhi halaman KBRI Madrid malam itu.

Jose Luis yang juga Ketua SpaIndo, Grup Konsultan Bisnis Spanyol–Indonesia, menyatakan sangat senang dapat ikut berpartisipasi dalam acara khusus menyambut Ramadhan ini dan menurutnya tradisi Mungguhan ini sangat cocok dengan sifat keluarga Spanyol yang juga dikenal sangat erat ikatan kekeluargaannya.

Komentarnya ini disetujui Rosanna, warga Peru pencinta Batik Indonesia yang menikah dengan warga Spanyol, Jose Luis Martin, malam itu hadir sekeluarga.

Keluarga ini menyatakan sangat nyaman berada di tengah keramahan masyarakat Indonesia dan menikmati aneka makanan yang disajikan, terutama Es Cendol, yang katanya sangat cocok dengan udara Madrid yang hari itu suhunya sangat panas hingga 39 derajat Celcius.

Ambassador Lang dari Gambia dan beberapa tamu dari korps diplomatik menyatakan tradisi menyambut Ramadhan yang kental dengan sentuhan sosial tersebut sangat menarik dan mereka kagum tradisi tersebut masih terus diperlihara di Indonesia.

Lain lagi komentar Temirkhon Temirzoda dan Ayhan Erik, Direktur dan Manajer Program Dialog Antar Kepercayaan Casa Turca, Pusat Kebudayaan Turki di Madrid.

Keduanya mengangumi arsitektur Masjid Raya Banda Aceh yang fotonya menjadi ilustrasi undangan dan backdrop panggung dan tradisi Meugang di Aceh. Katanya arsitektur Masjid Raya Aceh merupakan arsitektur Otoman Turki dan tradisi Meugang juga sama persis dengan tradisi masyarakat Turki dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Kesamaan itu, yakni santap bersama seluruh kampung sehari menjelang Ramadhan, dengan menu tunggal daging kambing sehingga pasar-pasar tradisional dan kaki lima hari itu ramai karena masyarakat mencari daging kambing untuk acara Meugang. Di akhir acara, para tamu asing menerima brosur wisata kuliner di Jakarta.

Terpopuler