Ary Ginanjar: Ramadhan Kuatkan Aktivitas Muslim

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko

Selasa 30 Jun 2015 06:41 WIB

Ary Ginanjar Foto: Antara Ary Ginanjar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi Presiden Direktur PT. Arga Bangun Bangsa Ary Ginanjar Agustian, terhindarnya manusia dari hawa nafsu di bulan Ramadhan akan menguatkan dan bukan mengurangi aktivitas.

Pendiri ESQ Leadership ini menilai kewajiban menahan diri dari lapar, haus dan hawa nafsu selama berpuasa, tidak boleh dijadikan sebagai sebuah alasan. Justru seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa Ramadhan, berada dalam kondisi yang sangat prima.

Contoh konkrit yang diambil oleh pria kelahiran Bandung 24 Maret 1965 tersebut, adalah pada waktu pukul 12.00 siang, yang mana, biasanya seorang pekerja akan meluangkan waktunya untuk mencari makan, kini, pekerja tersebut tidak harus repot mencari makan siang karena sedang berpuasa. Menurutnya, hal tersebut tentu akan membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih efektif, dan seseorang bisa melanjutkan pekerjaannya setelah melaksanakan ibadah shalat.

Sayangnya, banyak orang di Indonesia yang justru menjadikan Ramadhan sebagai alasan, untuk melarikan diri dari tanggung jawab, khususnya pekerjaannya.   “Ramadhan bukan sebuah excuse untuk mengurangi aktivitas, justru, Ramadhan akan menguatkan aktivitas kita,” kata dia.

Lulusan Universitas Udayana Bali tersebut memaknai Ramadhan sebagai sebuah rangkaian panjang, yang tidak terpisahkan untuk pembangunan karakter. Makna dari bulan suci Ramadhan tersebut, menurut Ary, juga sesuai dengan yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW, yaitu membangun ahlak. Sehingga, apa yang didapatkan dari seseorang setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan nanti, adalah karakter diri yang fitri.

Maka dari itu, pria yang juga sempat menimba ilmu di Tafe College Australia tersebut, menegaskan kalau bulan suci Ramadhan tidak hanya tentang ritual berpuasa, atau menahan lapar, haus dan hawa nafsu saja, tetapi, sebagai momentum untuk membentuk dan membangun karakter diri yang indah dan fitri. Pria yang sudah mulai berpuasa sejak duduk di bangku sekolah dasar itu, juga menyayangkan jika seseorang hanya memaknai Ramadhan sebagai ritual saja.

Terpopuler