Sanlat Darut Tauhid Latih Kemandirian

Rep: c30/ Red: Damanhuri Zuhri

Senin 29 Jun 2015 15:41 WIB

Santri membaca kitab suci Al Quran saat pesantren kilat di Masjid Darul Salam Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/6).(ANTARA FOTO/Yusran Uccang) Foto: Antara Foto/Yusran Uccang Santri membaca kitab suci Al Quran saat pesantren kilat di Masjid Darul Salam Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/6).(ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Yayasan Darut Tauhid milik Abdullah Gymnastiar (AA Gym), mengadakan pesatren kilat mengisi waktu liburan di bulan Ramadhan 2015.

Pesantren kilat (sanlat) ini, selain untuk menambah wawasan pesarta tentang agama isla, juga untuk melatih kemandirian peserta selama beberapa hari jauh dari orang tua dan segala fasilitas rumahan lainnya.

“Seluruh peserta sanlat wajib menginap, dengan fasilitas seadanya di sini. Untuk siswa SD, selama tiga hari dua malam, SMP dan SMA delapan hari tujuh malam,” ujar Ananda Ladeva Gumanti, pengurus acara Sanlat saat ditemui di Adzkia Islamic School, Jalan Suka Mulya 5 No.1 Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (29/6).

Peserta sanlat SD ini terdiri dari tiga gelombang. Menurutnya, hari ini merupakan gelombang yang kedua dengan jumlah peserta 74 anak. Sedangkan untuk anak SMP dan SMA ada 115 anak.

Menurut Deva, peserta yang datang rata-rata dari kalangan menengah ke atas. Banyak dari mereka belum tahu tentang pesantren dan jenis kegiatannya.

Bahkan, Deva sedikit bercerita. Ada anak SMA yang datang tapi sama sekali tidak ingin keluar dari mobil orang tuanya. “Setelah dibujuk, akhirnya mau mengikuti sanlat juga,” kata Deva mengenang salah satu cerita peserta sanlat Darut Tauhid (DT) 2015 ini.

Beberapa hari kemudian, anak tersebut mendekatinya dan mengucapkan terima kasih serta mengungkapkan betapa dia merasa senang bertemu dengan banyak teman baru, serta mengisi liburan Ramadhan ini dengan hal yang lebih bermanfaat.

Selain itu, ada juga anak SD yang di awal mengikuti kegiatan sanlat hanya bisa diam, merasa asing di lingkungan baru. Tidak memerlukan waktu lama, hanya 24 jam, anak tersebut sudah ceria dengan teman-teman barunya, ditambah setiap materi, dia aktif. “Iya, anak itu kelompok saya, namanya Salwa kelas 5 SD,” ujar Mamay, salah satu mentor di Sanlat DT.

Dadang Sukandar selaku penanggung jawab acara sanlat mengatakan, sanlat ini bagian dari metode berdakwa DT. Hanya saja, dakwah dikemas dalam bentuk pesantren kilat, dan sasarannya adalah anak-anak sekolah.

Dakwah tersebut disampaikan melalui materi-materi yang dihadirkan. Misalnya, materi yang diterapkan tentang manajemen diri, manajemen qolbu (hati), tahsin dan tahfiz alquran, praktek manasik haji dan umrah, sampai praktik mengurus jenazah.

Terpopuler