Bahagianya Berbagi Bersama Pengungsi Rohingya di Lhoksumawe

Red: Dwi Murdaningsih

Senin 29 Jun 2015 15:41 WIB

Tim Lazismu berbagi kebahagiaan dengan pengungsi Lazismu di Lhoksumawe Foto: Lazismu Tim Lazismu berbagi kebahagiaan dengan pengungsi Lazismu di Lhoksumawe

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSUMAWE -- Sudah dua bulan pengungsi Rohingya sudah tinggal di Lhoksumawe, Aceh. Selama dua bulan, banyak kegiatan yang dilakukan oleh pengusngsi. Lembaga zakat Lazismu turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Direktur Program Development LAZISMU Menurut H. Eko Purwanto mengatakan pihaknya membagi kegiatan untuk pengungsi Rohingya dalam tiga kelompok umur yaitu usia 7–11 tahun, 12–15 tahun dan 16–18 tahun. Eko yang selama Ramadhan berada di lokasi pengungsian BLK Blang Odei ini mengatakan pengungsi dibagi dalam dua kelas yaitu kelas A dan B.

“Masing-masing kelompok usia mendapatkan materi ajar berupa baca tulis Alquran, menggambar, mewarnai, latihan berbahasa Indonesia dan Inggris serta kegiatan outdoor berupa permainan sekaligus pendampingan dari para relawan,” katanya.

Sejak Selasa (16/6), pengungsi Rohingya telah dipindahkan oleh pemda Aceh Utara dari tempat pelelangan ikan menuju ke BLK Blang Odei. Menurut Eko, kondisi disana lebih baik dibandingkan dengan kondisi di pelelangan ikan. Hanya saja, di lokasi baru di BLK lebih rapi dan tidak berbaur dengan masyarakat umum, tidak sembarang orang boleh keluar masuk lokasi penampungan tersebut, paparnya.

“Yang bisa masuk hanya bagi yang memiliki ID Card resmi dari pemerintah, mereka diijinkan keluar masuk penampungan tersebut,” tambahnya.

Untuk ketersediaan logistik, saat ini lebih dari cukup. Situasi logistik masih terpantau baik di gudang pemerintah dan gudang Muhammadiyah, bahkan telah diminta dihentikan bantuan dalam bentuk makanan, dikarenakan akan menimbulkan kondisi kaduluwarsa.

Sementara itu, Lazismu masih memantau kondisi kesehatan pengungsi. Berdasarkan pantauan Lazismu di lokasi, kata dia, kondisi kejiwaan pengungsi masih labil, faktor kelelahan secara psikis dan trauma masih terlihat dari prilaku tiap individu. Dari hasil pengamatan dan wawancara melalui penerjemah banyak disampaikan tentang cerita kekerasan yang pernah dialami di negara mereka, pengalaman dalam pelarian dilautan yang penuh kekerasan dan cara bertahan hidup yang ekstrim.

Selama ramadhan, para pengungsi Rohingya mendapat kebahagiaan dari program Lazismu. Diantaranya fasilitas dapur Sehat Ramadhan, di mana kecukupan gizi para pengungsi selama ramadhan diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan kebigaran saat menjalankan puasa. Di samping itu, para pengungsi juga mendapat bingkisan Kado Ramadhan dari donatur (muzaki) Lazismu. Di lokasi itu juga, Lazismu mendirikan Kampung Ramadhan, yang bertujuan mendampingi dan memfasilitasi kegiatan pengungsi selama Ramadhan.

Terpopuler