REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa kerap memunculkan beberapa anggapan yang berkembang di masyarakat. Mulai anggapan minum kopi saat berbuka bisa menyegarkan tubuh, atau hanya minum air putih saat merasakan haus di malam hari selama bulan puasa.
Sayangnya, anggapan ini belum diketahui secara jelas, apakah termasuk fakta atau sekadar mitos. Supaya puasa dapat berjalan lebih optimal, simak ulasan mitos dan fakta menarik yang berhubungan dengan hidrasi saat berpuasa.
Menurut ahli gizi, Dr Hardiansyah SpGK, orang berpuasa pastinya mengalami kondisi kekurangan cairan tubuh atau bisa disebut dehidrasi.
"Dehidrasi itu kurang air pada tubuh karena konsumsi yang kurang ditambah pengeluran berlebihan," ujarnya kepada Republika belum lama ini.
Ketika puasa ada anggapan yang menyebutkan kebutuhan cairan tubuh lebih sedikit saat bulan puasa. Anggapan ini terkait cairan tubuh yang harus dipenuhi secara teratur dalam jumlah sesuai setiap jamnya. Karena sedang berpuasa, kemudian sebagian orang berpikir pemenuhan cairan dalam tubuh menjadi lebih sedikit.
Ternyata faktanya, meski sedang berpuasa kebutuhan cairan dalam tubuh tidak berkurang ataupun bertambah sedikit. "Kalau sedang puasa itu ada risiko kekurangan asupan, apalagi cairan tubuh," katanya.
Secara kuantitas, kebutuhan cairan yang diperlukan tubuh sama dengan kebutuhan cairan ketika tidak berpuasa, yaitu sekitar delapan liter untuk orang dewasa. Bedanya, selama bulan puasa, kebutuhan cairan ini hanya bisa dipenuhi saat sahur, jam berbuka, dan malam hari.
Selanjutnya, ada anggapan mengatakan menunggu haus dulu baru minum sebanyak-banyaknya. Faktanya, hal ini ternyata tidak benar karena selama proses metabolisme berlangsung, air yang dikonsumsi dalam tubuh memerlukan waktu untuk berpindah dari lambung menuju otot-otot tubuh. Sehingga tidak perlu menunggu haus untuk minum supaya kebutuhan cairan dalam tubuh dapat tercukupi dengan baik.