REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), menjalankan program keagamaan selama bulan Ramadhan 1436 Hijriyah bagi warga binaan. "Selama Ramadhan, kita melakukan rutinitas keagamaan yang lebih dibandingkan hari biasa," kata Kepala Lapas Kelas II Pariaman, Yusran Saad di Pariaman, Senin (29/6).
Kegiatan keagamaan tersebut berbeda jika dibandingkan dengan hari biasa, hal tersebut terlihat dari aktivitas dan materi yang diberikan kepada narapidana (napi) selama Ramadhan. "Kegiatan ini mulai kita persiapkan dari shubuh hingga pukul 23.30 Wib. Rutinitas warga binaan itu dilakukan guna memperbaiki akhlak, kepribadian serta watak para napi," kata dia.
Kegiatan dimulai dari makan sahur yang dipimpin petugas lapas, melaksanakan shalat shubuh berjamaah, dan menjelang Dzuhur para warga binaan akan mengikuti kegiatan siraman rohani yang diberikan oleh para ustaz.
Ustaz didatangkan dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pariaman, maupun Kabupaten Padangpariaman, ditambah dengan pihak Lapas sendiri.
"Setelah shalat Dzuhur bersama, mereka akan kembali melakukan kegiatan seperti biasa, bekerja membersihkan pekarangan lapas, membersihkan kamar, dan kegiatan positif lainya untuk mengisi kekosongan waktu mereka," jelasnya.
Ia menyebutkan, pada waktu berbuka puasa para napi juga diberikan makanan dan takjil yang kualitasnya dilebihkan. Setelah itu para napi akan mengikuti shalat berjamaah, ceramah agama, taraweh dan tadarus Alquran bersama.
"Karena masjid kita kapasitasnya hanya untuk 50 orang, maka napi yang mengikuti juga terbatas, mereka akan bergantian setiap harinya. Selain itu, para napi yang mengikuti tadarus juga ditargetkan akan khatam atau tamat baca Alquran menjelang lebaran," katanya.
Para napi terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan keagamaan tersebut, terlihat dalam kesehariannya mereka secara keseluruhan ikut serta termasuk berpuasa di siang hari. "Di sini hanya ada dua orang warga binaan yang beragama non-Muslim, tetapi mereka tidak menganggu napi Muslim yang sedang berpuasa," jelasnya.
Pihak lapas sama sekali tidak ada melarang para keluarga yang datang untuk membawakan makanan untuk warga binaan, namun akan tetap dikontrol sebelum masuk. Riki (27) salah seorang warga binaan mengaku selama Ramadhan semua napi terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan.
"Hampir semua para warga binaan berpuasa, mungkin hanya beberapa orang saja yang tidak berpuasa, dan pada malam harinya kami juga mengikuti kegiatan keagamaan seperti shalat dan taraweh bersama," kata dia.