REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT memerintahkan orang yang beriman mengerjakan puasa agar mendapat predikat taqwa, sebagaimaa yang termuat di dalam surah Al Baqarah ayat 183.
Sedangkan tanda-tanda orang yang bertaqwa antara lain dijelaskan di dalam surah Al baqarah ayat 3, yang artinya, ''yaitu orang-orang yang beriman kepada yang gaib, dan mendirikan shalat serta menginfakkan sebagian dari yang direzekikan kepada mereka.''
Dalam surah Ali Imran ayat 133, Allah SWT menyebutkan ciri-ciri orang yang bertaqwa antara lain, orang yang istiqomah dalam berinfak, dalam kadaan senang atau dalam kesulitan, menahan diri dari berbuat dosa dan memberi maaf pada manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Dari dua penjelasan tentang muttaqien pada kedua ayat tersebut, kesamaannya adalah, sama-sama menyebutkan berinfak baik berupa sedekah atau pun berzakat, menjadi ciri (utama) orang yang bertaqwa.
Karenanya, bila Allah SWT memerintahkan orang beriman berpuasa di bulan Ramadhan agar menjadi muttaqien, maka ibadah tambahan yang harus dikerjakan adalah memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan.
Selain pahalanya berlipat ganda, agar lebih mudah menjadi muttaqien, hendaknya memperbanyak sedekah. Jadikan bulan Romadon sebagai bulan bersedekah. Hal itu juga karena berpuasa dapat bermakna mempertajam kepekaan sosial dan aksi nyata mewujudkan rasa solidaritas sosial dengan bersedekah.
Dalam sejumlah riwayat, digambarkan Rasulullah SAW meletakkan sedekah sebagai amalan yang sangat besar pahalanya. Bersedekah adalah perbuatan baik yang sangat luas dimensi dan bentuknya, bahkan penyaluran sedekah tidak membedakan warna kulit, tidak memandang perbedaan agama.
Dalam sebuah kisah diceritakan, seorang wanita pelacur dijamin masuk syurga karena meninggal kehausan, setelah mendahulukan memberi minum seekor anjing yang juga kehausan. Perbuatan baik sang pelacur memberi minum anjing yang kehausan adalah sedekah.
Dalam Syarah Sahih Al Bukhori Fathul Bari' Kitab Zakat, disebutkan Rasulullah SAW bersabda, ''Lindungi dirimu dari neraka sekali pun dengan separuh butir kurma dan secuil sedekah.'' Bersedekah dan shalat juga dapat menghapus dosa yang dilakukan seorang laki-laki dalam keluarga dan anak-anaknya.
Bersedekah di bulan Ramadhan terbaik dilakukan sebelum Hari Raya Iedul Fitri, dengan tujuan memberikan kesempatan kepada penerima sedekah memanfaatkannya untuk keperluan hari raya.
Bersedekah tidak ditentukan besar nominalnya, melainkan sangat tergantung kepada kihlasannya. Rasulullah SAW bersabda, ''Tidaklah halal harta seorang Muslim itu, kecuali dengan kerelaan jiwa.'' (Bukhori).
Menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan bersedekah, juga untuk melatih diri, agar terbiasa melakukannya di luar bulan Ramadhan. Fadilah sedekah yang begitu besar, sudah sepantasnya menjadi target yang harus dikejar setiap muslim.