Tarawih, Ibadah Seribu Manfaat (1)

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko

Ahad 28 Jun 2015 22:34 WIB

Shalat tarawih (ilustrasi) Foto: Antara/Rahmad Shalat tarawih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Status tarawih sebagai ibadah sunah tak lantas membuat orang melalaikan ibadah satu ini.  Hal itu memang pantas, lantaran tarawih memiliki sekian banyak hikmah dan keutamaan.

"Ramadhan itu bulan yang penuh pahala. Ketika seseorang menunaikan shalat tarawih, pahalanya otomatis berlipat-lipat,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin kepada ROL, Ahad (28/6).

Walaupun ibadah satu ini hukumnya sunah, tapi tergolong sunah mu’akkad atau sunah yang sangat dianjurkan. Menurut Ma’ruf Amin, tarawih merupakan suatu bentuk pengabdian kepada Allah, serta ketundukan dan kepatuhan untuk menjalankan segala perintahnya.

Ketua MUI ini menjelaskan, shalat tarawih memiliki berbagai keutamaan. Pertama, tentu saja dari aspek pahala. Sepanjang bulan suci Ramadhan, umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak ibadah, berlomba-lomba mengejar pahala lewat ibadah-ibadah yang dianjurkan.

Menurut Kiai Ma'ruf, tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah di bulan Ramadhan yang besar pahalanya. Orang yang menunaikan shalat tarawih semalam suntuk mendapatkan pahala layaknya orang shalat semalam suntuk. Ganjaran ini tentu dapat menjadi dorongan kebaikan bagi kaum Muslim.

Ia menambahkan, ketika seorang Muslim berbuat kebaikan dalam Islam, ia akan mendapat pahala 10 kali lipat. Selama Ramadhan, pahala tersebut naik 70 kali lipat untuk ibadah wajib dan disetarakan dengan ibadah wajib untuk ibadah sunnah. Adapun ibadah puasa, kata Kiai Ma’ruf, tidak ada manusia yang bisa menghitung. Pahala puasa ada di sisi Allah.

Tidak hanya itu, lanjut Kiai Ma’ruf, dimensi lain shalat tarawih adalah kesempatan untuk bersilaturahim. Ada banyak Muslim berkumpul di masjid, tempat sesama bisa bertemu dan bertegur sapa satu sama lain. “Mungkin juga ada nilai olahraganya. Karena rakaatnya banyak,” kata Ma’ruf Amin sambil setengah tertawa.

Terpopuler