Proposal Ramadhan Naba Aji Notoseputro (bag 1)

Red: Irwan Kelana

Ahad 28 Jun 2015 11:46 WIB

Naba Aji Notoseputro Foto: Republika Naba Aji Notoseputro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada orang yang berkata, biarkan hidup mengalir apa adanya. Namun tidak demikian halnya Naba Aji Notoseputro.

 

Bagi direktur Bina Sarana Informatika itu, hidup harus mempunyai target dan harus ada kerja keras disertai doa untuk mengejar target tersebut. “Hidup harus punya proposal kepada Allah SWT. Kita harus punya target dalam hidup. Target atau  proposal itu ditulis dan dievaluasi setiap malam sebelum tidur,” kata Naba Aji kepada Republika, Ahad (27/6).

Lelaki kelahiran Purworejo, 09 November 1964 itu mengungkapkan proposal hariannya mencakup 12 poin. Poin-point tersebut adalah shalat Tahajud dan Witir, shalat Shubuh berjamaah di masjid, tadarus Alquran, shalat Dhuha, sedekah Rp 50 ribu per hari, belajar Islam (baik di majelis ta’lim ataupun mendengarkan acara keislaman di televisi), serta menolong, mendoakan dan memberikan kesempatan kepada orang lain.

Berikutnya, menunaikan shalat sunnah Rawatib (sebelum dan sesudah shalat fardhu), membaca tiga surah (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas) dan Ayat Kursi menjelang tidur, pada malam Jumat membaca Surah Al-Kahfi dan shalat sunnah Tasbih, sedekah nekad, dan berdoa dengan menggunakan nama-nama terbaik Allah SWT (Asmaul Husna).

Naba biasa memulai harinya pada pukul 03.00. Diawali dengan shalat Tahajud dan Witir. “Ibadah itu tergantung kebiasaan. Kalau kita sudah terbiasa bangun pukul 03.00 untuk Tahajud, insya Allah kita bangun pada jam tersebut. Yang penting begitu terjaga, langsung bangun dan ucapkan istighfar. Kalau tidak, mata kita diusap setan sehingga tertidur kembali,” tuturnya.

Seusai melakukan qiyamullail, Naba lalu berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat qabliyah Shubuh dan shalat Shubuh berjamaah. “Nabi mengatakan, shalat sunnah dua rakaat sebelum Shubuh lebih berharga dari dunia dan seisinya. Hakikatnya, kalau kita selalu menjaga shalat qabliyah Shubuh, maka kita menjadi orang yang paling kaya,” ujarnya.

Shalat Shubuh, kata Naba, sangat penting dilakukan berjamaah di masjid. “Sebab Shubuh adalah pembuka hari. Jadi kalau kita melaksanakan shalat Shubuh berjamaah di masjid, insya Allah hari kita akan berkah. Apalagi ditambah dengan shalat qabliyah Shubuh, maka kita menjadi orang yang paling kaya dan berkah pada hari itu,” tegasnya.

Terkait menjaga shalat Shubuh berjamaah, tiap kali bepergian ke luar negeri, Naba selalu berusaha mencari hotel yang letaknya dengan masjid. Misalnya, saat bertugas ataupun liburan ke Malaysia atau Singapura, Naba memilih hotel yang dekat dengan masjid. “Hal itu penting agar saya bisa melakukan shalat Shubuh berjamaah di masjid,” tuturnya.

Terpopuler