REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Puluhan Muslim di Malawi mengeluhkan perlakuan kasar dari majikan Kristen mereka di bulan suci Ramadhan. Perkembangan di negara minoritas Muslim itu dinilai telah merendahkan Islam.
"Bulan Ramadhan bagi kebanyakan Muslim yang bekerja untuk majikan Kristen di Malawi adalah pengalaman yang menyakitkan," kata Salim Ibrahim, tukang kebun di kota Blantyre, kepada OnIslam.net, Ahad (28/6).
Ia menambahkan, bos mereka yang tidak memahami pentingnya bulan puasa untuk Muslim sering memberikan perlakuan kasar yang membuat puasa lebih berat. Sebagian besar dari umat Islam yang bekerja untuk majikan Kristen bahkan tidak berani berpuasa karena perlakuan yang mereka dapatkan.
Mereka meminta para pemimpin Muslim menyadarkan tentang isu-isu keislaman pada komunitas Kristen. Ibadah puasa Ramadhan adalah salah satu pilar penting dalam agama Islam karena itu Muslim harus mendapatkan hak untuk melaksanakannya.
Menurut Ibrahim, beberapa orang Kristen menganggap jika berpuasa selama satu bulan adalah buang-buang waktu. Mereka tidak melihat maknanya. Sikap itu dinilainya mengolok-olok kebebasan beribadah yang selalu digaungkan di Malawi.
Wawancara yang dilakukan terhadap sejumlah Muslim di tiga kota besar di negara itu mengungkapkan bagi sebagian besar dari mereka, bulan Ramadhan adalah waktu paling sulit untuk bekerja dengan majikan Kristen.
Imran Daudi, yang bekerja sebagai juru masak untuk sebuah keluarga Kristen di kota Lilongwe, mengaku tidak diizinkan untuk berpuasa. Ia meminta otoritas Muslim di negara itu menyelidiki pelanggaran beribadah yang dialami Muslim selama bulan Ramadhan.
"Mereka selalu mengatakan saya tidak harus berpuasa. Mereka meminta saya memilih antara puasa atau pekerjaan. Karena sulit untuk mendapatkan pekerjaan, saya terpaksa tidak puasa. Tapi ini melawan kebebasan hati nurani saya," kata Daud.
"Kami dikenal sebagai bangsa yang takut kepada Allah, di mana kebebasan beribadah tidak bisa ditawar. Tapi, apa ini? Apakah Kristen satu-satunya otoritas yang berwenang atas kebebasan ini?" kata Daud menambahkan.
Malawi adalah sebuah negara sekuler. Islam menjadi agama terbesar kedua di negara itu setelah Kristen. Jumlah populasi Muslim sekitar 36 persen dari 14 juta jiwa.