REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni selalu dibanjiri pemudik setiap musim arus mudik. Namun, antrian yang mengular hanya terjadi pada jam-jam tertentu saja.
Humas PT Angkuatan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Merak, Mario Sardadi Oetomo mengatakan, berdasar data jumlah penyebarang pada musim arus mudik sebelumnya, antrian kerap terjadi mulai pukul 22.00 - 02.00 WIB.
“Saat peak hour, antrian membludak,” katanya saat ditemui Republika di Pelabuhan Merak akhir Mei lalu. Bahkan, lanjut Mario, karena lahan parkir pelabuhan yang terbatas, antrian kendaraan pun mengular hingga ke ruas jalan di luar pelabuhan.
Kondisi ini terlu perlu dihindari pemudik agar pemudik tidak harus menungggu antrian untuk menyeberang hingga ber jam-jam. Oleh karena itu, ia menghimbau kepada para pemdudik agar menyesuaikan jadwal perjalananya sehingga dapat melakukan penyeberangan diluar peaktime.
Menurutnya, kondisi penyebarangan yang cenderung sepi kerap terjadi pada pukul 12.00 - 18.00 WIB. “Mungkin karena masih waktunya berpuasa sehingga pada siang hingga sore hari penyebarangan selalu sepi penumpang,” ucap dia.
Dilihat dari ritme penyeberangan itu, ia menilai banyak pemudik dari kawasan Jakarta dan sekitarnya yang baru memulai melakukan perjalanan sesaat setelah datang waktu untuk berbuka puasa. Tak heran, mayoritas pemudik memilik pertimbangan yang sama, maka penumpukan kendaraan pada malam hingga dini hari pun tak dapat dihindari.
Antrian kendaraan yang sangat panjang hingga beberapa kilometer membuat antrian kendaraan pemudik bertahan hingga waktu sahur dan pagi hari. Antrian akan kosong pada sekitar pukul 10.00 WIB.
Dari ritme penyeberangan itu, maka setiap waktu penyeberangan yang dipilih oleh pemudik mamiliki konsekuensinya masing-masing. “Jika pemudik memilih menyebarang saat sedang berpuasa pada siang hingga sore hari, maka pemudik dapat menyeberang tanpa antrian yang berarti,” ujarnya.
Namun, jika pemudik lebih memilih melakukan perjalanan setelah berbuka puasa, maka pemudik jarus siap mengalami konsekuansi berupa antrian kendaraan yang membludak.