REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustazah Dedeh Rosidah atau lebih dikenal dengan Mamah Dedeh mengatakan, kebanyakan orang semangat ibadahnya tinggi di awal bulan Ramadhan. Tetapi memasuki pertengahan dan akhir Ramadhan, semangat tersebut biasanya luntur.
"Sebagai contoh, Shalat Tarawih, biasanya di awal-awal Ramadhan, mesjid itu penuh sampai ke luar. Memasuki pertengahan apalagi bulan terus berkurang. Puasanya pun banyak yang seperti itu yang kebanyakan tidak memgerti makna puasa," katanya kepada Republika, Jumat (26/6).
Untuk mengantisipasi itu semua, alumni IAIN Syarif Hidayatullah itu menyarankan hendaknya kita mengingat akan kematian. Kita juga hendaknya selalu beranggapan bahwa Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita.
"Lihat saja sekeliling kita begitu banyak orang yang meninggal tanpa mengenal usia. Hendaknya itu dijadikan contoh, mereka mati dan kita pun akan mati. Mungkin saja Ramadhan tahun depan kita sudah tidak punya kesempatan lagi," ujarnya.
Perempuan asal Ciamis, Jawa Barat itu meyakini, dengan mengingat mati, maka kita akan berlomba-lomba untuk terus beribadah karena takut meninggal tanpa membawa amal baik. Cara tersebut juga diyakini lebih efektif untuk selalu mengingat Allah agar kita takut saat akan melakukan segala sesuatu yang dilarang Allah.