Esensi Ramadhan adalah Menahan Bukan Konsumerisme

Rep: c08/ Red: Agung Sasongko

Jumat 26 Jun 2015 17:55 WIB

Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin Foto: ROL/Fian Firatmaja Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyayangkan setiap bulan suci Ramadhan umat Islam terseret kepada perilaku konsumerisme yang sangat tinggi.

Din menyebut fakta ini berdasarkan hasil survey yang ia baca di media massa di mana selama Ramadhan kali ini, konsumsi Indonesia meningkat 100 persen dibandingkan hari-hari biasa.

"Sebuah survey menyebutkan bahwa konsumsi Indonesia meningkat dua kali lipat selama Ramadhan. Ini karena banyak umat Islam yang paling banyak di Indonesia. Ini sebuah paradoks," kata Din saat memberikan kata sambutan dalam milad dan peresmian gedung Pusat Diklat Rumah Sakit Islam Jakarta di Cempaka Putih Jakarta Pusat, Jumat (26/6).

Din menyebut esensi dari Ramadhan itu sendiri adalah imsak, yaitu menahan. Hal itu kata pria yang juga ketua Majelis Ulama ini, termasuk menahan diri dari perilaku konsumerisme karena Islam tidak menyukai segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan.

Untuk itulah, Din mengimbau khususnya kepada umat Islam Indonesia agar lebih menahan diri agar tidak terlalu konsumtif selama Ramadhan. "Esensi Ramadhan adalah Imsak. Menahan. Kita harus mengatur semuanya sebaik mungkin," ujar Din.

Selain itu, Din juga mengajak umat Islam tidak hanya berhenti sebagai konsumen, akan tetapi menurut dia sudah saatnya umat Islam bertindak sebagai produsen. Umat Islam menurut Din harus mencoba untuk berpikir keras dan bekerja cerdas untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru agar bisa beralih sebagai pihak yang memproduksi.

 

Terpopuler