REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Ramadhan 1436 Hijriah ini kembali menjadi berkah bagi kaum dhuafa di Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Sekitar 1.000 dhuafa di daerah ini menerima santunan dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Santunan ini diwujudkan dalam bentuk barang kebutuhan pokok. Tujuannya untuk membantu para dhuafa agar dapat memenuhi kebutuhan utama di tengah lonjakan harga harga sembilan bahan pokok masyarakat pada Ramadhan dan jelang Idul Fitri nanti.
Antara lain beras, minyak goreng, gula pasir, mi instan, biskuit dan lain- lain. Termasuk berbagai produk industri jamu dan herbal nasional ini.
"Total santunan yang diserahkan kepada kaum dhuafa ini mencapai Rp 200 juta," ungkap Direktur Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Hadi Hartojo, mewakili Presdir PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat.
Momentum Ramadhan ini, jelas Hadi, menjadi momentum yang tepat untuk menebar kebaikan dan amalan. Karena di sekitar lingkungan industrinya masih banyak kaum dhuafa yang membutuhkan perhatian di luar kemampuan pemerintah.
Menyambut Ramadhan ini, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah program sosial bagi saudara yang lebih membutuhkan, di luar bakti sosial operasi katarak gratis yang telah berlangsung sejak tahun 2011, pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis bagi siswa SD serta bantuan biaya hidup yang telah ditebar tahun ini di Semarang dan Yogyakarta.
Yakni santunan bagi 2.000 anak yatim bekerjasama dengan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) di Jakarta. Berikutnya bantuan untuk 5 ribu anak yatim di Semarang dan Yogyakarta yang akan dilaksanakan akhir bulan ini dan awal Juli.
"Kami berharap, bantuan ini dapat bermanfaat bagi kaum dhuafa yang membutuhkan. Sehingga kaum dhuafa bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk mensyukuri nikmat Ramadhan," tambah Hadi.
Bupati Semarang dr Mundjirin ES SpOG dalam kesempatan ini mengungkapkan santunan bagi seribu dhuafa ini jangan sampai menjadikan kaum dhuafa di Kabupaten Semarang terbiasa mengharapkan uluran tangan.
Menurutnya, masa depan para dhuafa tidak bisa hanya mengandalkan uluran tangan dari para dermawan. Namun juga harus diiringi dengan kerja keras agar hidup kaum dhuafa tetap produktif.
"Agar hidup kaum dhuafa ini tetap bermakna jangan selalu menengadahkan telapak tangan untuk mengharap pemberian orang lain. Namun harus mau bekerja dan berusaha agar hidupnya menjadi lebih baik," kata Mundjirin.
Sementara itu, dalam pemberian santunan yang dilaksanakan di kawasan Agrowisata dan dihadiri sekitar 300 orang dhuafa ini juga diisi tausiah dari ustad Fauzi Arkhan serta hiburan rebana dan nasyid.