Ngabuburit di Mangrove Centre Karangsong

Red: Agus Yulianto

Kamis 25 Jun 2015 13:11 WIB

 Seorang warga berjalan di atas jembatan yang menjadi kawasan pelestarian hutan mangrove di Pulau Bangka, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis (31/1) Foto: Antara Foto Seorang warga berjalan di atas jembatan yang menjadi kawasan pelestarian hutan mangrove di Pulau Bangka, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis (31/1)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Kawasan ekowisata mangrove di Desa Karangsong Kecamatan/Kabupaten Indramayu, setiap harinya mulai ramai dikunjungi wisatawan. Apalagi, pada Ramadhan 1436 H ini, lokasi ini menjadi salah satu tempat favorit untuk menunggu Maghrib dan berbuka puasa (ngabuburit) bagi warga

                

Setelah dikenalkan kepada masyarakat, bahwa kawasan mangrove di Desa Karangsong dijadikan sebagai mangrove centre bagi kawasan Indonesia barat, kini obyek wisata itu mulai dilirik oleh berbagai pihak. Apalagi masyarakat sekitar ikut dilibatkan dalam  proses pengelolaan kawasan mangrove tersebut.

               

Untuk bisa mengelilingi areal mangrove ini, masyarakat bisa mendatangi dermaga yang sudah tersedia sebagai tempat bersandarnya kapal yang bisa membawa masuk dalam hutan. Dengan  merogoh kocek antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per orang, sebagai ongkos untuk bayar kapal hingga kembali lagi, pelancong bisa menikmati keindahan alam di pesisir pantura Jabar itu.

                

Begitu tiba di dermaga I mangrove, masyarakat bisa naik di atas pos pemantauan setinggi 10 meter - 15 meter untuk bisa melihat areal hutan mangrove yang sangat luas membentang hingga ke pesisir pantai. Setelah itu, mereka pun bisa masuk ke dalam hutan dengan berjalan di walk tracking. “Begitu masuk, kita akan mendapati rimbunnya pohon mangrove di kanan dan kiri dan setelah itu bisa melewati sungai yang berada di dalam hutan,” kata Denny Senjaya, staf Humas Pemkab Indramayu.

               

Sementara salah seorang pengunjung, Fradina (30) mengatakan, ngabuburit di areal mangrove centre merupakan hal yang baru bagi dirinya. Selama ini kegiatan menunggu maghrib hampir sebagian orang dilakukan dengan hanya berjalan-berjalan. Akan tetapi, kini ada tempat baru yang bisa dijadikan tempat wisata menunggu maghrib sambal melakukan edukasi lingkungan.

                

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menyambut baik dampak poisitif dari keberadaan ekowisata mangrove di Desa Karangsong tersebut. Selain keuntungan lingkungan, kata dia, dampak dari kegiatan ekowisata itu ternyata berdampak bagi kehidupan warga sekitarnya sebagai penyedia jasa perahu, pemandu wisata, dan kini bermunculan sentra kuliner di tempat itu.

Terpopuler