REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan menggelar pasar murah khususnya untuk bahan kebutuhan pokok karena setiap memasuki hari raya keagamaan, harga barang-barang tersebut mengalami kenaikan.
"Kita selalu perhatikan dari tahun ke tahun, setiap bulan puasa atau Lebaran dan hari-hari besar keagamaan, tren harga (bahan pokok) naik. Kita mengimbangi kenaikan harga tersebut," kata Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, seusai meresmikan pasar murah di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (25/6).
Rachmat mengatakan, dengan adanya pasar murah tersebut diharapkan nantinya harga-harga kebutuhan pokok bisa mengalami penurunan kendati saat ini stok kebutuhan bahan pokok di Tanah Air masih mencukupi. "Stok kebutuhan bahan pokok itu cukup, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Rachmat.
Rachmat menambahkan, meskipun pasar murah yang digelar di halaman parkir Kementerian Perdagangan tersebut tidak dibuka selama satu bulan penuh melainkan hanya dari 25 Juni hingga 10 Juli 2015, tidak hanya dilakukan di Jakarta saja namun juga di berbagai daerah dan wilayah lain..
Barang yang dijual adalah barang kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, tepung terigu, telur, cabai, bawang dan juga produk dari usaha mikro kecil menengah, dengan potongan harga mencapai 50 persen dari harga di pasaran.
Kemendag membagikan kupon paket sembako murah untuk warga di 12 Kelurahan sekitar Kemendag, seperti Kelurahan Gambir, Cikini, Kwitang, Kebon Sirih, Kebon Kelapa, Petojo Utara, Cideng, dan Senen.
Pasar murah kali ini diikuti oleh 54 pelaku usaha, 16 pelaku usaha pangan, 16 pelaku usaha pangan olahan serta Aprindo. Di antaranya, Perum Bulog, Pasar Jaya Pasar Induk Kramat Jati, Sinarmas, Artha Graha, PD Dharma Jaya, Hypermart, dan Matahari.