Geram Muslim Uighur Dilarang Berpuasa, Muslim AS Surati Presiden Cina

Rep: c08/ Red: Damanhuri Zuhri

Kamis 25 Jun 2015 10:00 WIB

Muslim Uighur yang mendiami wilayah Zinjiang bagian barat. Foto: AP Muslim Uighur yang mendiami wilayah Zinjiang bagian barat.

REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- Belum dicabutnya larangan berpuasa bagi Muslim Uighur oleh pemerintah Cina di Xinjiang, membuat kelompok Muslim terkemuka di Amerika Serikat geram.

Kelompok atas nama Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) tersebut lantas mengirimkan surat langsung kepada Presiden Cina Xi Jinping agar segera melepaskan belenggu terhadap Muslim Uighur untuk bisa menjalankan haknya menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

“Muslim di Xinjiang dihalangi oleh otoritas lokal yang rutin berusaha melarang puasa selama Ramadhan. Ini jelas sebuah tekanan  terhadap praktek Islam di sana,” kata Direktur Eksekutif CAIR Nihad Awad, dikutip dari Onlislam, Kamis (25/6).

Nihad menyebutkan pelarangan yang dilakukan pemerintah di Xinjiang merupakan pelecehan terhadap umat Islam. Mereka juga mengecam diskriminasi yang dilakukan di Xinjiang terhadap orang-orang beratribut Muslim seperti mengenakan jilbab dan orang berjenggot.

Dalam surat itu, kata Nihad, pihaknya mengingatkan kepada pemerintah Cina mengenai jaminan kebebasan beragama yang diucapkan pemerintah Cina saat penandatanganan piagam PBB saat deklarasi universal PBB tentang hak asasi manusia.

Menurut CAIR, pemerintah Cina bertanggung jawab untuk memastikan umat Islam di Xinjiang dapat melaksanakan syariat agamanya.

"Komunitas Muslim Amerika dan CAIR meminta Republik Rakyat China untuk menegakkan hukum dan juga mematuhi konvensi internasional dengan menghapus semua hambatan untuk kebebasan beragama bagi umat Islam di Xinjiang. Tidak hanya di Xinjiang tapi juga bagi umat Islam serta kebebasan bagi pemeluk agama lainnya di seluruh China,” bunyi surat tersebut.

Selain menyurati langsung presiden Cina, CAIR juga meminta kepada pemerintahan Amerika untuk melakukan pertemuan dengan Duta Besar Cina untuk Amerika di Wahington agar mendesak kedua negara membicarakan masalah kebebasan beragama di Cina.

 

Terpopuler