REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk melatih kesabaran, termasuk bagi mereka yang ingin menghindari paparan asap rokok. Demikian pula, untuk mereka yang sedang berupaya berhenti menjadi perokok aktif.
Hal itu disampaikan Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama. Dia mengimbau para perokok untuk memaknai Ramadhan sebagai bulan awal untuk setop merokok.
"Marilah kita gunakan bulan Ramadhan tahun ini --saat tak ada seorang pun merokok ketika berpuasa-- sebagai momentum untuk berhenti merokok," ujar Tjandra Yoga Aditama, dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (25/6).
Menurut Tjandra, ada beberapa hal penting untuk memulai berhenti merokok sejak bulan Ramadhan. Pertama, kata dia, mesti dicamkan asap rokok mengandung empat ribu jenis senyawa kimia. Sekira empat ratus jenis di antaranya merupakan zat beracun.
"Dan 43 di antaranya dapat menyebabkan kanker. Tentu kita tidak mau untuk merusak diri sendiri di bulan yang suci ini," kata Tjandra mengingatkan.
Kedua, asap rokok sangat mengganggu orang lain. Hal ini, kata Tjandra, pada bulan yang suci seperti Ramadhan ini tidak sepatutnya dilakukan. Ketiga, berpuasa Ramadhan otomatis menyetop seorang Muslim untuk menghisap rokok.
"Selama bulan suci Ramadhan perokok yang berpuasa sudah berhenti merokok mulai sahur sampai berbuka. Lanjutkan untuk tidak merokok sampai sahur berikutnya sehingga perlahan-lahan mengurangi kebiasaan merokok," tutur Guru Besar FK Universitas Indonesia ini.