Urgensi Puasa dalam Optimalisasi Solidaritas

Rep: c93/ Red: Agung Sasongko

Rabu 24 Jun 2015 23:30 WIB

Jalin Silaturahim dengan Buka Puasa. (dari kiri) Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Setya Novanto, Presiden RI Joko Widodo, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat buka puasa bersama di kediaman dinas Ketua DPR, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa Foto: Republika/ Wihdan Jalin Silaturahim dengan Buka Puasa. (dari kiri) Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Setya Novanto, Presiden RI Joko Widodo, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat buka puasa bersama di kediaman dinas Ketua DPR, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan, bulan suci Ramadhan bisa dijadikan momentum untuk mengimplementasikan konsep takaful ijtimai atau solidaritas sosial. Sementara itu, solidaritas antarmanusia yang diajarkan Islam adalah solidaritas universal yang tidak bertepi.

 

Niam melanjutkan, Islam mengokohkan persaudaraan umat manusia sebagai keturunan Adam. Terlebih, dalam suatu hadis dikatakan seluruh manusia adalah keluarga Allah. Maka, sebaik-baiknya makhluk di sisi Allah adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada keluarga Allah.

 

“Ramadhan ini adalah momen yang sangat tepat untuk menumbuhkan solidaritas sosial bagi seluruh umat sosial yang ada di Indonesia, terlebih umat Islam,” kata Niam kepada ROL, Rabu (24/6).

 

Niam mengatakan, puasa Ramadhan mengajarkan setiap manusia untuk lebih menumbuhkan rasa empati dan tidak mementingkan diri sendiri. Sebab, kunci untuk menumbuhkan ukhuwah islamiyah adalah dengan saling memahami dan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan indvdu.

 

“ Ukhuwah tidak akan terwujud jika kepentingan individu yang menonjol. Di sinilah urgensi puasa dalam optimalisasi solidaritas guna mewjudkan persaudaran sejati,” ujar Niam.

 

Terpopuler