Ini Rumus Berkah Ramadhan

Rep: c93/ Red: Agung Sasongko

Rabu 24 Jun 2015 22:55 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud mengatakan, begitu banyak orang yang mengartikan bulan Ramadhan sebagai bulan pemborosan dan bulan yang konsumtif. Menurutnya, jika dilihat sepintas, anggapan tersebut bisa dikatakan benar.

 

“Jika mereka menerapkan rumus ‘Pendapatan sama dengan konsumsi plus saving.’ Maka memang benar bulan puasa adalah bulan pemborosan dan bulan konsumtif,” kata dia kepada ROL, Rabu (23/6).

 

Marsudi melanjutkan, mengingat bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa, maka rumus yang harus diterapkan pun harus diubah. Terlebih, saat Ramadhan kita diminta untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya karena pahala yang didapat pun akan berlipat ganda.

 

“Jadi rumus yang harus digunakan adalah ‘Pendapatan sama dengan konsumsi plus zakat, infaq, shadaqah plus saving.’ Zakat, infaq dan shadaqah inilah yang menjadi keuntungan bagi orang-orang Muslim di bulan yang spesial,” tambah dia.

 

Keuntungan di sini, jelas bukanlah keuntungan untuk diri sendiri, melainkan juga untuk kepentingan sosial yang ada di lingkungan kita. Terlebih, Allah SWT yang akan memberikan langsung pahalanya kepada kita jika kita mempu mengamalkannya.

 

Terpopuler