Makan Sahur tak Pernah Telat Karena ‘Pasukan Jam 2’

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agung Sasongko

Rabu 24 Jun 2015 22:44 WIB

Festival bangunkan sahur Foto: Republika/Agung Supriyanto Festival bangunkan sahur

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Warga di lingkungan Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang punya cara unik untuk membangunkan warganya yang akan melaksanakan makan sahur.

Belasan remaja dan para pemuda kelurahan ini berkeliling kampung beramai ramai sambil menabuh peralatan seadanya –seperti drum, kentongan, kaleng dan panci bekas—untuk membangunkan warga.

Mereka juga tak asal menabuh sesukanya, namun juga berirama seperti layaknya para suporter sepakbola yang tengah menyemangati tim kesayangannya di tengah lapangan hijau.

Agar suara tetabuhan ini terdengar lebih keras para renaja ini juga membawa corong pengeras suara guna melantangkan kalimat ‘sahur’. Sehingga dari jauh pun suara tetabuhan ini sudah dapat didengar.

Tokoh pemuda Kalirejo, Muhammad Ansori (45) mengatakan, membangunkan warga dengan cara seperti ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan para remaja setiap bulan suci Ramadhan tiba.

Mereka menamakan dirinya ‘Pasukan Jam 2 Pagi’. Ciri khusus ini terlihat jelas dari atribut yang dikenakan. Yakni kaos berwarna merah bergambar jam yang jarumnya menunjukkan pukul 02.00. “Ini bagian dari kegiatan positif para remaja pada saat puasa di bulan Ramadhan,” tambah warga RT 01 RW 01, Kelurahan Kalirejo yang akrab disapa ‘Mbah Sorek’ ini, Rabu (24/6).           

Para remaja ini setiap hari –selama Ramadhan—berkumpul di rumahnya pukul 02.00 WIB. Kurang lebih pukul 02.15 WIB mereka memulai keliling kampong untuk membangunkan warga yang akan menyiapkan makan sahur.

Seperti biasanya, mereka menyusuri Jalan MT Haryono. Mereka juga menyusuri jalan kampung untuk membangunkan warga. Biasanya aksi simpatik remaja ini barau berakhir pukul 03.30 WIB, sebelum mereka juga menikmati makan sahur.

Ia juga menambahkan, selama menabuh dan berkeliling wilayah kelurahan, tak jarang  warga yang sipatik juga memberikan makanan dan minuman untuk makan sahur para pemuda ini. “Kalau tidak nasi dan minuman –baik teh maupun kopi—terkadang juga makanan ringan dan camilan lainnya,” tambah Mbah Sorek.

Sejumlah warga mengaku sangat terbantu dengan aktivitas ini. Selain menambah semarak suasana kampung aksi para remaja ini juga membuat jadwal untuk menyiapkan makanan sahur selalu tetap.

“Kami sekeluarga merasa terbantu dengan mereka ini. Sebab kami tidak bakal kesiangan untuk menikmati makan sahur,” ungkap Bidan Nur Aisyah Jamil (45), warga Kalirejo.

Ansori menambahkan, kegiatan ini awalnya merupakan tradisi zaman dahulu untuk membangunkan warga  yang akan menikmati sahur. Di wilayahnya telah dimulai sejak tahun 2007, dari awal Puasa hingga berakhirnya Puasa.

Menurutnya, para remaja lebih antusias membangunkan warga yang akan makan sahur. “Dari pada hanya sekedar nongkrong yang tidak nggak manfaatnya, kegiatan ini jauh bermanfaat,” ujarnya.

Terpopuler