Kebebasan bagi Musafir

Red: Didi Purwadi

Sabtu 27 Jun 2015 08:08 WIB

Musafir (ilustrasi) Foto: EPA/Mario Lopez Musafir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Ramadhan diwajibkan bagi setiap Muslim. Tapi, bagaimana hukum puasa Ramadhan bagi Muslim yang sedang melakukan perjalanan panjang.

Dalam Alquran, musafir diberi kebebasan untuk melakukan puasa atau tidak. ‘’Barang siapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka berpuasalah pada hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tiada menghendaki kesukaran.’’ (Al Baqarah: 185)

Dalam banyak hadis shahih, para musafir diberi kebebasan untuk memilih antara berpuasa atau tidak. Seperti diriwayatkan oleh Asy Syaikhan, Malik dan Al Baghawi, Hamzah bin Amru Al Aslami suatu hari bertanya kepada Rasulullah SAW.

‘’Apakah saya akan berpuasa dalam perjalanan  (musafir)?’’ kata Hamzah yang dikenal sebagai seorang yang rajin berpuasa. Maka, Rasul menjawab ‘Puasalah kalau engkau mau, berbuka puasalah jika engkau mau.’’

Anas bin Malik Ra juga meriwayatkan,’’Saya pernah musafir bersama Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. Yang puasa tidak menyalahkan yang berbuka puasa, yang berbuka tidak menyalahkan yang puasa.’’ (Sumber: ‘Berpuasa seperti Rasulullah’ terbitan Gema Insani).

 

Terpopuler