Sa'ad bin Abi Waqqash, Singa yang Sembunyikan Kukunya

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari

Rabu 24 Jun 2015 16:16 WIB

Musafir (ilustrasi) Foto: EPA/Mario Lopez Musafir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Khalifah Umar bin Khattab tengah gelisah. Pasalnya, berbagai kabar yang mewartakan serangan zalim kepada kaum Muslim menemui puncaknya. Empat ribu Muslim syahid dalam sehari pada Perang Jisr, sedang Irak melakukan pengkhianatan atas perjanjian yang berlaku bagi mereka.

Umar pun memutuskan untuk terjun sendiri memimpin pertempuran melawan Persia. Ia menunjuk Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan di Madinah. Namun, ketika Umar hampir meninggalkan Madinah, para sahabat menyarankannya untuk tetap tinggal dan menunjuk sahabat lain untuk memimpin peperangan.

Abdurahman bin Auf menilai langkah ini terlalu berisiko bagi nyawa Amirul Mukminin dan kondisi umat Islam yang justru tengah menghadapi saat-saat menentukan. Mendengar perkataan para sahabat ini, Umar pun mengajak mereka untuk berkumpul dan bermusyawarah.

Semua sepakat dengan pendapat Abdurrahman bin Auf. Amirul Mukminin lantas bertanya, "Menurut kalian, siapa yang hendak pergi ke Irak?" Semua terdiam, sampai Abdurrahman bin Auf berseru, "Aku sudah menemukan. Singa yang menyembunyikan kukunya, Sa'ad bin Abi Waqqash."

Kaum Muslim mendukung sepenuhnya pilihan Abdurrahman bin Auf. Amirul Mukminin lantas mengutus Sa'ad bin Malik az Zuhri alias Sa'ad bin Abi Waqqash untuk menjadi amir di Irak dan panglima perang Muslim.

Sa'ad bin Abi Waqqash, salah satu sahabat yang dijamin masuk surga. Ia masuk Islam pada gelombang pertama, saat masih berusia 17 tahun. Sa'ad adalah ksatria dalam Perang Badar, perang Uhud, dan setiap peperangan yang dilaluinya bersama Rasulullah. Sa'ad juga dikenal sebagai orang yang memiliki doa mustajab.

Sa'ad bin Abi Waqqash membuktikan amanah Umar dan para sahabat dalam perang Qadisiyah yang menentukan itu. Meski ia tengah sakit parah sampai-sampai tidak mampu mengendarai kuda, Sa'ad tetap mengobarkan semangat perang kaum Muslim. Ia naik ke balkon dan menjadikan rumah itu sebagai markas komando.

Pasukan Muslim memperoleh kemenangan pada perang tersebut. Tentara Persia berguguran, sedang sebagian melarikan diri. Pasukan Muslim mengejar mereka sampai ke Nahawand, kemudian Mada'in.

Selama dua tahun, peperangan dalam skala kecil terus terjadi antara tentara Persia dengan kaum Muslim, sampai akhirnya komando pasukan Sa'ad berhasil menaklukkan Mada'in.

Terpopuler