REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Panganan sotong pangkong adalah salah satu kuliner khas warga Pontianak saat bulan Ramadhan. Hal ini menjadi rezeki tersendiri bagi para pedagang musiman yang menyajikan makanan khas yang dibeli warga saat malam hari tersebut.
"Dari satu malam, mulai sore hari hingga tengah malam saya bisa menjual ratusan sotong atau cumi kering yang per ekornya dijual seharga Rp 15 ribu hingga Rp 60 ribu atau tergantung ukuran cumi tersebut," kata Nurul Hikmah di Pontianak, Rabu (24/6).
Ia menjelaskan dia dan puluhan penjual sotong pangkong itu hanya menjual kuliner khas Pontianak itu pada bulan Ramadhan saja.
"Kalau bulan Ramadhan, rata-rata satu pedagang mampu menjual seratusan ekor per malamnya, sementara kalau di hari biasanya kurang laku," ujarnya.
Menurut Nurul, pembeli sotong pangkong tidak hanya dari masyarakat Kota Pontianak, melainkan juga para tamu atau wisatawan dari luar.
Anwar Huda salah seorang pembeli kuliner sotong pangkong di kawasan Jalan Merdeka, Kecamatan Pontianak Kota menyatakan dirinya dan teman-temannya selalu menyempatkan diri menikmati kuliner cumi kering yang dibakar itu pada bulan Ramadhan.
"Rasanya gurih, asin, dan pedas kalau sudah dicampur dengan sambal kacang yang memang disiapkan oleh para pedagang. Bagi penikmat kuliner khas daerah sayang kalau sampai tidak menyempatkan diri untuk menikmati," ujarnya.
Menurut dia, sotong pangkong juga enak dinikmati sambil santai menikmati kopi panas atau es teh. Dari pantauan di lapangan, bunyi palu diadu dengan meja dari kayu terdengar bersahut-sahutan di sepanjang Jalan Merdeka Barat sejak matahari mulai terbenam. Suasana tersebut rutin terlihat di malam bulan Ramadhan sejak beberapa tahun terakhir.
Sotong pangkong merupakan cumi kering beragam ukuran yang dibakar kemudian dipukul atau dipangkung di atas meja kayu atau sejenisnya dengan palu. Cumi yang sudah dipangkung itu disajikan di atas piring tipis. Sedangkan untuk menambah kenikmatan, dapat dicampur dengan cabai tumbuk yang diberi air dan dicampur kacang tanah.