Usai Zhuhur, PNS Rutin Gelar Kajian Rohani

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Damanhuri Zuhri

Rabu 24 Jun 2015 14:11 WIB

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Foto: Republika/Tahta Aidilla Pegawai Negeri Sipil (PNS)

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Tiba-tiba Bupati Klaten, Jawa Tengah, Sunarno, ikut shalat berjamaah Dzuhur di Mushalla Munawwarah, Kompleks Sekretariat Daerah Klaten, Rabu (24/6).

Tak hanya ikut shalat berjamaah. Usai shalat, Bupati naik ke mimbar mengisi ceramah kultum bagi ratusan PNS yang hadir. Isi ceramah mengupas korelasi shalat dengan amalan lain.

''Shalat ibarat seperti bejana. Jika shalat seseorang tidak istiqamah alias bolong-bolong, amalan ibadah lain akan sia-sia,'' kata Sunarno menerangkan. 

Shalat, sambung Bupati Klaten, menjadi wadah yang menampung amalan kebaikan seseorang. Sehingga amalan diterima Tuhan dengan balasan pahala kebaikan.

Sebaliknya, jika shalat dilakukan seingatnya saja atau tidak rutin, seperti bejana yang bocor, maka amalan apa pun, semuanya itu akan sia-sia.

Dalam kajian Ramadhan, Bupati mengingatkan penting menjaga ketawadluan alias sifat rendah hati di kalangan dai saat ini. Seorang penyeru atau dai memiliki perilaku, dan sikap yang akan menjadi contoh bagi masyarakat.

Tapi, seorang dai tidak boleh merasa paling benar dalam berpendapat, bersikap dan perilaku. Sehingga membutuhkan sikap toleransi dan kerendahan hati, agar tidak memunculkan keresahan masyarakat.

Kajian rohani habis shalat Dzuhur menjadi agenda utama takmir Masjid Munawwarah di lingkungan Sekretariat Daeah Klaten menyemarakan bulan Ramadhan.

Amin Mustofa, Panitia Ramadan Masjid Munawwarah, menegaskan, kajian rohani rutin digelar Senin sampai Kamis diisi pejabat di lingkungan Setda Klaten.

Selain mengajak memakmurkan masjid, kajian rutin oleh dai pejabat diharapkan mampu menjadi daya tarik kalangan PNS untuk memakmurkan masjid.

 

Terpopuler