REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muthi mengatakan, meningkatkan kualitas kesabaran sangat lah penting dilakukan di bulan suci Ramadhan.
Terlebih, kesabaran pula lah yang akan membawa kita ke jalan kemenangan saat gema takbir berkumandang. Dia berpendapat, kesabaran itu bisa ditingkatkan dengan berbagai cara yang salah satunya adalah dengan memperbanyak berzikir kepada Allah SWT. Sebab, dengan berzikir bisa membuat hati menjadi lebih tenang.
"Kedua, kita hendaknya bisa mengontrol diri. Dalam hadist dikatakan, misalkan kita sedang berpuasa kemudian ada orang yang memancing-mancing untuk marah, maka Nabi mengajarkan agar kita mengatakan dalam diri kita, saya sedang berpuasa," kata dia kepada Republika, belum lama ini.
Lebih jauh Abdul Muthi memaparkan, makna dari hadist tersebut adalah setiap Muslim harusnya bisa menanamkan kesadaran bahwa hakikat dari puasa adalah mengontrol diri. Tujuannya adalah, agar kita bisa mengerjakan segala sesuatu yang baik dan menghindari segala sesuatu yang tidak baik.
Cara meningkatkan kesabaran yang selanjutnya adalah menahan keinginan atau menahan diri. "Misalkan ada makanan yang tersedia, tapi karena belum waktunya untuk makan mau tidak mau harus bisa menahan keinginan untuk makan," ujar dia.
Abdul Muthi menambahkan, hakikat dari puasa lainnya adalah membentuk karakter agar setiap Muslim yang menjalankan tidak berlebih-lebihan dan tidak rakus. Sebab, makna Ashiyam secara bahasa pun adalah menahan diri dan mencukupkan diri agar tidak berlebih-lebihan.
"Jadi kalau minum ya secukupnya saja, kalau hausnya sudah ilang ya berhenti, makan juga sama. Membeli pun harus sama, beli lah sesuatu yang betul-betul diperlukan, bukan membeli sesuatu karena ingin menunjukan kehebatan. Ini sama juga cara melatih kesabaran," tambah dia.
Menurutnya, sabar menurut agama tidak hanya diperlukan ketika sedang tertimpa musibah atau tatkala menderita. Tetapi, ketika kita berada dalam suatu kejayaan pun mestinya bisa bersabar. Malahan sabar tersebut lebih sulit daripada bersabar ketika mendapat musibah.