Bubur Pedas, Menu Berbuka Puasa Khas Sumatra

Red: Karta Raharja Ucu

Senin 22 Jun 2015 16:48 WIB

Bubur Pedas Foto: Republika/Agung Supriyanto Bubur Pedas

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGBALAI -- Dari deretan menu berbuka puasa, ada satu pilihan makanan yang paling diburu warga Tanjungbalai, Sumatra Utara. Iftar itu adalah bubur pedas.

Bubur pedas jadi menu favorit dan paling diburu pengunjung Pasar Ramadhan di Kota Tanjungbalai. Pada Senin (22/6), mulai pukul 15.00 WIB, panganan seperti lauk pauk, anyang, kue-kue dan minuman tradisional hingga moderen, ditata apik oleh pedagang pasar Ramadhan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan S Parman di daerah setempat.

Keramaian usaha kuliner di lokasi pasar Ramadhan itu juga mengundang minat konsumen atau masyarakat dari daerah 'hinterland' seperti Bagan Asahan, Simpang Empang, Air Batu dan Sungai Kepayang, Kabupaten Asahan. "Pasar ini menarik, banyak jajanan yang dijual tinggal pilih sesuai selera. Kalau saya tiap hari beli bubur pedas, selain enak harganya juga terjangkau," ujar Ramli, penduduk Simpang Empat, Asahan.

Menurut Ramli, jika sehari tidak menikmati bubur pedas makanan khas Melayu itu, berbuka puasa menjadi kurang nikmat atau serasa ada yang kurang. "Bubur pedas tidak dijual setiap saat, adanya hanya bulan Ramadhan. Jadi, kalau buka puasa tidak makan bubur pedas serasa kurang pas," katanya.

Pedagang Bubur Pedas, Rahimah menuturkan, satu porsi bubur pedas dibandrol Rp 10 ribu. Namun, jika ada konsumen yang hanya sanggup membeli Rp 5.000, dia tidak menolak. Hanya takarannya dikurangi menjadi lebih sedikit.

"Lumayan pak, tiap hari bisa terjual dua hingga tiga dandang. Kalau ditakar, sekitar 150 ke 170 mangkok lah", katanya.

Pedagang yang dibantu anak laki-lakinya itu mengakui, omset penjualan bubur pedas setahun sekali ini bisa mencapai Rp 1.700 ribu per hari. "Dari omset tersebut, keuntungannya sekitar lima ratus ribu rupiah", ujar ibu paruh baya itu.

Terpopuler