Sahur, Makanan Penuh Berkah

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko

Senin 22 Jun 2015 15:32 WIB

Sahur bersama (ilustrasi). Foto: themuslimtimes.org Sahur bersama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah menganjurkan setiap Muslim yang akan berpuasa untuk sahur. Sahur juga disebut-sebut sebagai makanan penuh berkah. Tidak hanya memilliki dimensi spiritual, sahur ternyata menyimpan dimensi sosial dan kesehatan.

“Sahur adalah salah satu dari rangkaian ibadah puasa. Sahur itu hukumnya sunah. Setiap Muslim yang akan berpuasa disunahkan untuk sahur,” kata Prof. Yunahar Ilyas, Ketua PP Muhammadiyah kepada ROL, Senin (22/6).

Yunahar menjelaskan, sahur secara bahasa berarti ‘bangun malam’. Nabi menganjurkan setiap Muslim untuk sahur, walau hanya dengan seteguk air atau sebiji kurma. Dalam salah satu riwayat, dikisahkan bahwa Nabi selalu membangunkan seluruh anggota keluarganya untuk shalat malam dan sahur saat Ramadhan.

Salah satu sunah Rasulullah, lanjut Ketua PP Muhammadiyah ini, adalah mengakhirkan waktu sahur. Para ulama memperkirakan rentang waktu antara sahur dengan shalat Subuh sekitar 50 ayat. Patokan itulah yang sekarang diambil untuk waktu imsak.

“Gunanya, untuk menahan atau mengendalikan kita agar tidak kebablasan makan. Puasa kan dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Sahur sendiri sudah berpahala, apalagi kalau kita akhirkan lebih banyak pahalanya,” kata ulama kelahiran Bukittinggi ini.

 

Terpopuler